Karena sosoknya sudah cukup dikenal, Yafet mengaku ada beberapa mahasiswa di dalam rombongan massa memanggilnya.
Mahasiswa yang memanggilnya dengan sebutan "pak ondo (kepala suku)" kemudian ia manfaatkan untuk ikut menjaga SPBU dan menghalau massa.
Namun, upaya yang dilakukan Yafet Sibi tidak sepenuhnya berhasil karena masih ada belasan orang yang lewat di Jalan Irian dan melakukan pembakaran bangunan sebelum SPBU Nagoya.
Di momen inilah Yohan Sombuk, Pengawas dan Manager Operasional SPBU Nagoya berperan.
Ia yang saat kejadian berdiri di depan SPBU dengan kondisi pagar sudah ditutup, telah menyiapkan langkah antisipasi.
Ia mengaku telah menyiapkan air mineral agar massa tidak berbuat anarkistis di tempat kerjanya.
"Saya taruh minuman karena orang jalan itu haus. Lalu saya sebagai kapasitas orang Papua dan saya kerja di sini, jadi saya taruh badan untuk SPBU saya," tuturnya.