Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Kratom, Tanaman Obat Asal Kalimantan yang Akan Dilarang BNN

Kompas.com - 02/09/2019, 05:30 WIB
Rachmawati

Editor

Berdasarkan penelitiannya, Dr. Ari menjelaskan bahwa kratom mengandung mitraginin yang berfungsi sebagai katalisator opium agar bisa bekerja dengan baik.

Mitraginin ini juga dapat berfungsi sebagai pengganti opium sehingga jika diberikan kepada pengguna opium maka ketergantungan mereka pelan-pelan dapat berkurang.

Baca juga: Foto Penampakan Tumbuhan Bajakah, Obat Kanker Temuan Siswa SMA Palangkaraya

Selain itu, mitraginin yang termasuk ke golongan alkaloid ini dapat memberikan efek sedatif dan anti nyeri.

"Saya pernah uji coba ke mencit. Mencitnya kita beri panas, dosis semakin tinggi itu dia tidak merasa sakit," papar Dr. Ari.

Di saat bersamaan, Dr. Ari memperhatikan bahwa kratom ini dapat memberikan efek high atau mabuk kepada para pengguna tradisional di Kalimantan, meski dampak itu belum dibuktikannya secara klinis.

Namun, jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat, Dr. Ari yakin kratom tidak akan menyebabkan ketergantungan.

Baca juga: Ramai Tanaman Bajakah, dari Pedalaman Kalimantan hingga Diklaim Sembuhkan Kanker

 

Kratom di mata pengguna

Kembali di Kampung Tembak, para peminum teh kratom di sana mengaku, meski mereka cukup sering mengkonsumsi kratom, tidak menyebabkan mereka ketergantungan hingga "mencari-cari" kratom setiap hari.

Di sana, warga meminum daun kratom kering yang diseduh dengan air panas, persis seperti membuat teh.

Bukan hanya tampilannya saja yang mirip teh, namun bau dan rasanya pun mirip dengan teh hijau yang pahit.

Mencobanya untuk pertama kali, saya bisa merasakan lebih rileks hanya dengan satu gelas - meski bisa saja karena sore itu angin sepoi-sepoi bertiup meneduhkan beranda tempat saya dan beberapa warga berkumpul, yah saya tak tahu pasti.

Baca juga: Konsumsi Rebusan Kayu Bajakah, Nenek Ini Sembuh dari Kanker Payudara Stadium 4

Namun, Sutono, warga Kampung Tembak yang sudah mengkonsumsi kratom selama 10 tahun, yakin jika kratom mujarab sebagai obat.

"Kalau kolesterol saya naik, (tekanan) darah saya naik, pasti turun darahnya. Tidak perlu pakai obat-obat lain. Jadi saya tetap mengonsumsi obat ini (kratom) secara rutin untuk menurunkan darah tinggi dan kolesterol," kata Sutono.

Begitupun Pascalis yakin bahwa kratom selama ini telah membantu sakit persendiannya dan juga untuk membantunya tidur.

"Saya susah tidur. Untuk tidur, minum ini. Tidurnya total. Segar di pagi hari," ungkapnya.

Pascalis menolak jika dampak itu semua adalah sugesti pikiran belaka.

"Tidak. Saya pribadi (merasakan), bukan terpengaruh," katanya.

Baca juga: 5 Fakta Tanaman Bajakah yang Diklaim Dapat Sembuhkan Kanker

Pendapat yang langsung didukung oleh Agung. Bagaimanapun, kratom telah menjadi tanaman obat bagi mereka secara turun-menurun.

"Dulu orang-orang tua (minum), jadi dikonsumsi sudah lama, digunakan sebagai tanaman obat. Tapi ternyata ada yang cari, yang beli, ya sudah dibudidayakan saja. Berarti itu menjadi sumber pendapatan. Tetapi kalau tidak ada, tetap akan menjadi obat," tutur Agung.

Namun apakah tradisi itu harus dihentikan karena berubahnya legalitas kratom di Indonesia, pertanyaan itu hanya akan dapat dijawab oleh regulator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com