Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa dari Desa Para Dalang: Anak-anak yang Selalu Main HP Jadi Cinta Wayang...

Kompas.com - 01/09/2019, 11:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Desa para dalang

Kepala Desa Tayuban Muhammad Abdurrohman Wiyono mengungkapkan, banyak dalang terkenal pernah ada di desa mereka, salah satunya Ki Hadi Sugito. Anak-anak dari dalang kondang itu juga berada di desa mereka sambil meneruskan kegiatan dalang.

Dia berharap, keberhasilan para dalang terkenal itu menginspirasi generasi berikutnya. Desa pun ingin wayang dan khususnya pedalangan mengalami regenerasi. Mereka pun melibatkan 200 anak ikut main wayang-wayangan ketika Kevin beraksi.

“Terbukti (kegiatan wayang massal) ini mengalihkan anak pada kegiatan positif. Selama ini selalu main HP. Setelah membuat wayang ini, setidaknya sedikit teralihkan. Semoga saatnya nanti mereka ada yang meneruskannya (kegiatan dalang),” kata Wiyono.

Ki Hadi Sugito dimakamkan di Dusun Gentan, salah satu dusun di Tayuban. Namanya berkibar di antara tahun 1970-2008. Karena dalang kondang ini pula banyak dalang terlahir di desa ini. 

Pendamping Desa Budaya Tayuban, Danang Nur Widaryanto mengungkapkan, setidaknya ada 6 dalang di Tayuban saat ini. Mereka terbentuk melalui pembelajaran otodidak dengan ciri khas mirip Hadi Sugito. Mereka punya jam terbang cukup panjang.

“Mereka belajar pagelaran Ki Hadi Sugito lewat CD dan video,” kata Danang.

“Bahkan mereka juga akan menggelar wayang malam ini,” tambahnya.

Danang mengatakan, desa ingin terus melestarikan seni ini. Tapi, keinginan itu memang tidak mudah.

“Kami ingin generasi berikutnya menyukai wayang kulit dan meneruskan seni budaya ini khususnya pedalangan. Tapi anak-anak sulit mengenal wayang, karena ketidaksukaan,” kata Danang.

Merti desa pun jadi awal membangkitkan semangat pada anak-anak ini. Danang menceritakan, mereka mencobanya lewat mengajak banyak anak menyukai para tokoh wayang dengan cara menggambar.

Semula dengan cara menjiplak utuh tiap tokoh yang disuka, mewarnainya, dan memberinya motif sesuka hati.

Anak mulai PAUD hingga SD dilibatkan. Cara ini dirasa efektif dan mengena hati anak-anak. Danang mengungkapkan, setidaknya ini terlihat pada sebagian anak yang sangat antusias bahkan hingga selesainya pertunjukkan sang dalang cilik.

“Setidaknya separuhnya menunjukkan minat besar terhadap wayang, sedangkan sisanya menunjukkan kesukaannya saja,” kata Danang. 

Pewayangan dan pedalangan menjadi kebanggaan Tayuban. Bagi tua-tua desa, seni budaya ini menjadi satu-satunya yang bisa memajukan Tayuban sekaligus menyatukan warga selama ini. Karenanya, mereka berharap ini terus lestari.

“Sangat penting, karena budaya itu bukan hanya pertunjukan, tetapi juga bagian dari persatuan kesatuan. Orang ketemu di sini, salaman saja sudah luar biasa,” kata Ketua Desa Budaya HM Slamet Raharjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com