KOMPAS.com - Selasa, 20 Agustus 2019, kapal kargo pengangkut nikel MV Nur Allya hilang kontak saat berlayar di bagian utara perairan Pulau Buru, Maluku.
Kapal berbendera Indonesia itu sebelumnya berlayar dari Pulau Weda, Maluku Utara dengan tujuan Sulawesi Tenggara.
Kapal besar tersebut memiliki panjang 189 meter dan lebar 33 meter,
Pada hari Minggu (25/8/2019), kapal kargo yang bermuatan nikel tersebut kemudian dilaporkan hilang
Pencarian kapal yang mengangkut 25 penumpang termasuk ABK dan nahkoda, melibatkan tim SAR gabungan dari Basarnas Ternate, Direktorat Komunikasi Basarnas Pusat, Direktorat Polairud Polda Maluku Utara, perusahaan pemilik kapal, dan Bakamla Pusat.
Baca juga: Kisah Pencarian Kapal MV Nur Allya: Sekoci Ditemukan, tapi 25 ABK Hilang
Sepekan sejak kapal kargo tersebut hilang kontak, Kepala Basarnas Ternate Muhamad Arafa mengeluarkan pernyataan bahwa area pencarian dipusatkan di perairan Maluku Utara yang menjadi titik koordinat awal kapal tersebut terpantau.
“Pagi tadi kami kembali melakukan pencarian dengan menggunakan Kapal KNK 237 Pandu Deawanta milik Basarnas Ternate bersama tim gabungan. Bakamla Pusat kuga ikut mencari dengan KN Ular,” kata Arafa kepada Kompas.com saat dikofirmasi via telepon seluler, Selasa (27/8/2019).
ia juga mengatakan seminggu sejak kontak terakhir, saluran komunikasi dengan kapal tersebut tidak dapat dilakukan karena sistem GPS tracing, radio komunikasi, dan telepon satelit yang berada di kapal kargo tersebut tidak lagi berfungsi.
Saat itu Arafa mengatakan bahwa kemungkinan kapal tersebut tenggelam sangat tipis karena jika kapal tenggelam, maka barang dari kapal yang akan terapung di laut.
“Kalau tenggelam harusnya ada barang-barang yang terapung di laut, tapi tidak ditemukan apa-apa. Kemarin kami juga melakukan pemantauan dari udara bersama perwakilan perusahan, tapi tidak menemukan apa-apa,” ungkapnya.
Baca juga: Basarnas Ternate: Kemungkinan Besar Kapal MV Nur Allya Telah Tenggelam
Termasuk juga menyisir jalur pelayaran kapal di perairan Poge Sanana, Taliabo, dan perairan Morosi.
Pencarian juga dilakukan melalui udara. Tercatat tim gabungan sudah dua kali melakukan pencarin lewat udara menggunakan pesawat terbang Jenis Casena milik perusahan penerbangan Susi Air.
“Pencarian lewat udara masih nihil. Ini sudah dua kali pencarian dengan menggunakan pesawat. Tadi juga pencarian dengan KN Ular di peraiaran Pulau Buru tapi juga masih nihil,” kata Kepala Basarnas Ternate, Muhamad Arafa saat dihubungi dari Ambon, Kamis (29/8/2019) malam.
Ia juga mengatakan dengan ukuran yang cukup besar, seharusnya kapal tersebut terpantau dari udara.
Baca juga: Tim SAR Temukan Tumpahan Minyak dan Sekoci Milik Kapal MV Nur Allya