Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantin Mbok Jum, Warung Makan Legendaris di Kampus UNS Solo

Kompas.com - 31/08/2019, 15:46 WIB
Muhlis Al Alawi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com — Bagi mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, kantin legendaris Mbok Jum sudah pasti dikenal.

Harga makanan murah meriah hingga lokasi yang strategis menjadikan kantin yang berada di bawah Fakultas Ilmu Budaya (dulu Fakultas Sastra) menjadi kantin paling favorit mahasiswa UNS.

Tak hanya mahasiswa, dosen hingga pegawai kampus juga sering jajan di kantin ini.

Sampai saat ini, masih banyak alumnus UNS yang bertandang ke kantin yang berdiri sejak 1979 itu.

Ada yang saling membuat janji untuk sebuah reuni kecil, ada juga yang sekadar bernostalgia mengingat kembali masa-masa indah di kampus.

Suasana dan bangunan kantin Mbok Jum tak berubah sejak dulu.

Bangunan tua dan suasana yang hangat menjadi ciri khas kantin Mbok Jum.

Saat dikunjungi Kompas.com pada Agustus 2019, tujuh meja kayu panjang dibalut perlak plastik merah tertata di kantin seluas 10 x 8 meter itu.

Kursinya pun sederhana. Hanya tempat duduk berbahan kayu dipadu dengan besi.

Baca juga: Kantin Salman ITB, Saksi Sejarah Orang-orang Berpengaruh di Indonesia

Di masing-masing meja tersedia tiga loyang plastik. Masing-masing berisi tempe goreng, tahu goreng, dan bakwan goreng.

Beberapa botol plastik berisi kecap, cuka, dan tusuk gigi juga menghiasi meja tersebut.

Tak ketinggalan, mangkuk kaca berisi cabe tersedia bagi pelanggan penyuka rasa pedas.

Asal-usul hingga pesan terakhir Mbok Jum

Kantin legendaris yang berada di belakang Koperasi Mahasiswa UNS ini dikenal mahasiswa dengan sebutan kantin Mbok Jum.

Sayangnya, Jumiyati sang pemilik kantin yang lebih dikenal sebagai Mbok Jum, tutup usia lima bulan lalu.

Meski demikian, kantin Mbok Jum tetap melekat di hati para mahasiswa.

Bahkan, saat Mbok Jum meninggal, beritanya menjadi populer di media sosial.

Setelah Mbok Jum meninggal, pengelolaan kantin dilanjutkan oleh anaknya, Ana Ambar Wati.

Anak sulung almarhumah Mbok Jum itu pun tak mengganti nama kantin.

"Nama kantin tetap kami pakai nama kantin Mbok Jum. Ini kantin peninggalan ibunda saya. Jadi harus saya teruskan sesuai pesan Mbok Jum," ujar Ana kepada Kompas.com.

Ana mengenang pesan Mbok Jum saat masih terbaring di rumah sakit.

Saat itu, ibundanya berpesan agar kantin yang sudah berdiri 40 tahun itu dilanjutkan pengelolaannya.

"Ibu pesan agar kantin saya pegang. Ibu juga meminta makanan dan minuman yang disajikan tidak berubah," kata Ana.

Kantin Mbok Jum di Kampus UNS, Solo, Jawa Tengah.KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI Kantin Mbok Jum di Kampus UNS, Solo, Jawa Tengah.
Dari pekerja proyek hingga mahasiswa

Ana menceritakan, awalnya kantin Mbok Jum berdiri melayani pekerja proyek yang saat itu membangun gedung perkuliahan UNS.

Setelah pembangunan gedung perkulihan selesai, banyak mahasiswa yang berdatangan jajan di kantin Mbok Jum.

"Mungkin karena harganya miring dan enak, akhirnya makin banyak mahasiswa dan dosen yang datang makan di sini," ujar Ana.

Menurut Ana, kantin itu dinamakan kantin Mbok Jum juga karena banyak pelanggan menyarankan untuk menggunakan nama ibunya sebagai identitas kantin.

Alhasil, dari mulut ke mulut, akhirnya kantin Mbok Jum makin dikenal banyak mahasiswa, dosen hingga pegawai yang bekerja di UNS.

Baca juga: Cerita Tanggal Tua di Kantin Jatinangor, Sembunyikan Lauk hingga Lupa Bayar

Bahkan, mahasiswa yang datang tidak hanya yang kampusnya dekat dengan kantin Mbok Jum.

Mahasiswa dari fakultas lain banyak berdatangan ke kantin legendaris tersebut.

Bagi mahasiswa, kantin Mbok Jum yang buka hingga sore hari ini bukan sekadar sebagai tempat mengisi perut saat terasa lapar dan melepas dahaga saat tenggorakan kering.

Banyak cerita indah para mahasiswa yang sering singgah di kantin yang berada 200-an meter dari pintu depan UNS tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com