Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didominasi Orang Tua, Kota Wakayama Jepang Butuh Tenaga Kesehatan dari Sumedang

Kompas.com - 30/08/2019, 22:57 WIB
Aam Aminullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Director General Planning Departement Wakayama Wakayama Prefecturan Government, Jepang Hisatsugu Tajima mengatakan, wilayahnya membutuhkan banyak tenaga kesehatan terampil.

Tajima mengatakan, populasi penduduk Wakayama City, Jepang, saat ini didominasi usia tua.

Selain itu, kalangan usia muda penduduk Wakayama saat ini juga tidak tertarik untuk mengembangkan profesi di bidang kesehatan.

"Warga usia muda di Wakayama lebih tertarik untuk bertani daripada jadi tenaga kesehatan. Ini juga yang menjadi salah satu alasan kami datang ke Sumedang. Sebagai tindak lanjut kunjungan Pemerintah Sumedang ke kota kami beberapa waktu lalu," ujar Tajima melalui penerjemah bahasanya, kepada Kompas.com di Gedung Negara, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (30/8/2019) sore.

Baca juga: Bupati Sumedang Sebut Wilayahnya Layak Jadi Ibu Kota Provinsi Jawa Barat

Tajima menuturkan, saat Pemkab Sumedang melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Wakayama City, menawarkan tenaga kerja ahli di bidang kesehatan asal Sumedang.

"Di kota kami banyak orangtua yang sangat membutuhkan tenaga kesehatan. Saat pemerintah Sumedang berkunjung ke kota kami, mereka menawarkan siap menyediakan tenaga kerja ahli di bidang kesehatan ini," tuturnya.

Tajima menuturkan, selain membutuhkan tenaga ahli kesehatan, Pemerintah Kota Wakayama berkunjung ke Sumedang juga untuk melakukan penjajakan kemungkinan investasi di bidang pariwisata di Kabupaten Sumedang.

"Kami ke sini juga untuk melihat langsung lokasi wisata di Sumedang. Bila memungkinkan, kami bisa melakukan investasi di bidang wisata di sini," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyebutkan, terkait tenaga ahli di bidang kesehatan yang dibutuhkan Pemerintah Wakayama, pihaknya akan menyiapkan sesuai permintaan.

"Kami siap menyalurkan tenaga kesehatan terampil yang dibutuhkan. Ada lulusan SMK, ada lulusan universitas yang tentunya selain mereka ahli juga siap disalurkan ke Jepang," sebutnya.

Dony menuturkan, Pemkab Sumedang juga tengah berupaya untuk melakukan ekspor ubi asli Cilembu ke Wakayama, Jepang.

Selain itu, pihaknya juga menawarkan investasi untuk penataan objek wisata Cipanas di wilayah kaki Gunung Tampomas.

"Harapan kami, nanti investor dari Jepang ada yang berinvestasi untuk mengembangkan wisata Cipanas di Sumedang ini. Nantinya, konsep kawasan wisata Cipanas itu menjadi wisata Cipanas Kampung Jepang. Konsepnya seperti objek wisata Cipanas di wilayah Wakayama Jepang," tuturnya.

Baca juga: Bupati: Jatinangor Harus Rasa Sumedang, Jangan Lagi Rasa Bandung

Dony menambahkan, untuk meyakinkan perwakilan Pemerintah Kota Wakayama, Jepang ini berinvestasi di Sumedang, pihaknya akan membawa langsung ke lokasi objek wisata.

"Besok kita akan lihat langsung lokasinya, ke Cilembu, ke Cipanas, juga ke objek wisata Jatigede," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com