Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya Mahasiswa karena Main Ponsel Saat Kuliah, Seorang Dosen Dinonaktifkan

Kompas.com - 30/08/2019, 21:22 WIB
Himawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

"Ketika saya mengajar di kelas, yang bersangkutan sedang menggunakan handphone, padahal saya sudah beritahu di pertemuan pertama aturan dalam kelas saya saat mengajar itu agar handphone dinonaktifkan," kata AA.

Ia mengatakan bahwa saat ia melihat NU bermain ponsel. Dirinya berada di belakang mahasiswa tersebut sambil memegang kertas catatan sebanyak empat lembar kertas di tangan kiri. 

Melihat NU asyik bermain ponsel, ia pun memukulkan kertas yang ada di tangannya itu di punggung kiri NU.

Namun karena terkejut dipukul, NU lalu menoleh ke kiri yang menurut pengakuan AA, kertas yang dipegangnya itu tanpa sengaja mengenai wajahnya. 

"Nah pas saya pukulkan kertas itu punggungnya, saya mengatakan, eh kalau waktu belajar jangan main handphone, begitu saya ucapkan itu, yang bersangkutan langsung balik kiri. Saya pukul punggung sebelah kirinya, secara spontan dia langsung balikkan (menoleh) kepalanya sebelah kiri. Nah ketika balik itu terkenalah ujung kertas tadi di bagian wajahnya," bebernya. 

Ia mengatakan penamparan yang dituduhkan kepadanya tidak berdasar karena pada waktu itu ia berada di belakang NU bukan di depan.

AA juga mengatakan, di samping kanan dan kiri NU juga ada mahasiswa lain sehingga mustahil untuk menampar. 

Untuk itu ia pun terkejut setelah mengetahui mata NU bengkak karena dugaan tamparan yang dilakukannya.

AA juga berharap mahasiswa lain yang berada di samping NU saat tindak kekerasan tersebut terjadi dipanggil untuk bersaksi agar tidak ada informasi sepihak. 

"Saya kurang tahu kalau dia punya visum atau apa. Malamnya saya dipanggil pimpinan, saya akui ada seperti itu, tapi saya bilang ada keanehan kenapa bisa matanya ini anak bengkak. Nah, di situ saya ingat ketika saya pukulkan kertas di punggung bagian kirinya anak itu respons menoleh ke kiri juga," ujarnya. 

Baca juga: Guru Aniaya Murid di Lumajang Viral, Polisi Pilih Jalur Mediasi

Sementara itu, Kompas.com berusaha mengonfirmasi ke NU yang diduga menjadi korban penganiayaan dosen AA.

Namun hingga saat ini, NU enggan berkomentar dan hanya membaca pesan WhatsApp terkait kasus tersebut yang dikirimkan Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com