Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Warga Jika Ibu Kota Jabar Pindah ke Cikalongwetan, Bandung Barat

Kompas.com - 30/08/2019, 20:10 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIKALONGWETAN, KOMPAS.com - Warga Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menyambut gembira kabar wacana pemindahan ibu kota Jawa Barat ke eks Perkebunan Walini.

Warga berharap daerah itu bakal menjadi kota metropolitan baru. Apalagi, lokasi itu disebut sebagai kawasan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

"Tentu warga merasa senang karena pastinya akan meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan potensi sumber daya manusia warga di sini. Mudah-mudahan benar-benar terwujud," kata Hengki Manik, kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kecamatan Cikalongwetan saat ditemui di Kantor Kecamatan Cikalongwetan, Jumat (29/8/2019).

Warga yang tinggal di sekitar Perkebunan Walini pun tampak antusias menunggu kepastian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait penetapan ibu kota Jawa Barat.

"Warga mah setuju, biar Cikalongwetan jadi ramai," kata Ayi Risma (42), warga Kampung Sindangsari RT 03  RW 02 Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.

Baca juga: Ridwan Kamil: Yang Pindah Pusat Pemerintahan, Ibu Kota Bisa Saja Tetap di Bandung

Ayi berharap kota metropolitan baru serta pusat pemerintahan baru di Walini bisa meningkatkan taraf hidupnya.

"Kalau jadi kota pasti ramai, lumayan hasil jualan bisa meningkat. Kita juga ingin maju," katanya.

Warga Cikalongwetan yang juga tinggal di sekitar Perkebunan Walini lainnya, Yani Maryani (32), berharap hal berbeda.

Dia justru ingin keberadaan ibu kota baru Jawa Barat di Walini ataupun kota metropolitan baru sebagai pengembangan proyek TOD Kereta api cepat Jakarta-Bandung bisa membuka lapangan pekerjaan untuk tetangganya.

"Kita enggak mau muluk-muluk, yang penting lapangan pekerjaan bisa terbuka untuk masyarakat," ucapnya.

Yani mengatakan, warga di kampungnya hampir rata-rata berpenghasilan rendah karena bekerja serabutan.

"Di sini mah kerjaannya serabutan. Jadi kuli bangunan, paling banyak jadi tukang ojek. Kalau enggak paling kerjanya ke luar kota, luar pulau," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama DPRD Jabar telah sepakat untuk mengkaji wacana pemindahan pusat pemerintahan dan ibu kota Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: DPRD Sebut 3 Daerah yang Diusulkan Ridwan Kamil Tidak Masuk Rencana Ibu Kota Baru Jabar

Ridwan Kamil mengatakan, wacana itu muncul sewaktu ia menggelar rapat pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jabar bersama Pansus VII awal pekan lalu.

"Kemarin RTRW Jabar sudah disahkan untuk sampai 2029. Di dalamnya Rebana sudah masuk kan, penataan jalur transportasi sudah masuk, termasuk persetujuan wacana pusat pemerintahan untuk dikaji dulu di beberapa lokasi," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (29/8/2019).

Emil menjelaskan, penentuan lokasi baru ibu kota Jabar terbuka untuk seluruh wilayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com