BANDUNG, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluruskan wacana yang berkembang mengenai rencana pemindahan ibu kota Jawa Barat.
"Dari kemarin saya bilang studi pusat pemerintahan bukan ibu kota. Ibu kotanya belum tentu (pindah). Bisa tetap di Bandung," ujar Ridwan Kamil seusai Tasyakur Kebangsaan Bersama Ulama di Bandung, Jumat (30/9/2019).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, ibu kota Jabar bisa tetap di Bandung. Namun, kantor kepala dinasnya berkumpul di suatu tempat yang memadai.
Supaya pelayanan publik lebih efektif dan efisien. Berbeda dengan sekarang, kurang efektif karena tempatnya berjauhan.
Baca juga: DPRD Sebut 3 Daerah yang Diusulkan Ridwan Kamil Tidak Masuk Rencana Ibu Kota Baru Jabar
Misal, ada kantor dinas yang di Kota Cimahi, ada pula yang di pinggiran. Kantor dinas yang menclok-menclok ini membuat pelayanan kurang bagus.
Wacana ini, kata Emil, sebenarnya sudah lama, tetapi baru disepakati untuk melakukan studi berdasarkan RTRW (rencana tata ruang wilayah) baru sekarang.
Seperti diketahui, wacana pemindahan pusat pemerintahan dan ibu kota Jabar ramai diperbincangkan setelah rapat pembahasan RTRW bersama DPRD Jabar.
Terdapat tiga daerah yang disebut bisa dikaji, yakni Tegalluar, Walini, atau (segitiga) Rebana.
"RTRW itu memuat urusan-urusan terkait dengan ruang-ruang di masa depan. Ada jalur transportasi, ada rencana pengembangan baru termasuk meminta studi, kira-kira opsi pusat pemerintahan (di mana), tidak terbatas (3 daerah)," ucapnya.
Berita sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama DPRD Jabar telah sepakat untuk mengkaji wacana pemindahan pusat pemerintahan dan ibu kota Provinsi Jawa Barat.
Ridwan Kamil mengatakan, wacana itu muncul sewaktu ia menggelar rapat pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jabar bersama Pansus VII awal pekan lalu.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, rencana pemindahan ibu kota Jawa Barat muncul sejak gubernur Jawa Barat dijabat Ahmad Heryawan.