Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kali Dicari dengan Pesawat, Keberadaan Kapal MV Nur Allya Masih Misteri

Kompas.com - 30/08/2019, 09:35 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Khairina

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com-Tim SAR gabungan kembali mengerahkan pesawat Casena untuk kedua kalinya dalam operasi pencarian kapal kargo MV Nur Allya yang hilang bersama 25 penumpang di perairan Maluku Utara, Kamis (29/8/2019).

Meski operasi pencarian terus dilakukan baik melalui pemantauan udara maupun lewat laut, namun hingga memasuki hari terakhir operasi pencarian, kapal yang hilang saat sedang mengangkut nikel itu hingga kini belum juga diketahui keberadaannya.

Tak hanya menyisir perairan di Maluku Utara, pencarian kapal raksasa sepanjang 189 meter dan lebar 33 meter itu juga ikut dilakukan hingga peraiaran Pulau Buru, Maluku.

Baca juga: Keberadaan Kapal Kargo MV Nur Allya dan 25 ABK-nya Masih Misterius, Ada Dugaan Dibajak

“Pencarian lewat udara masih nihil. Ini sudah dua kali pencarian dengan menggunakan pesawat. Tadi juga pencarian dengan KN Ular di peraiaran Pulau Buru tapi juga masih nihil,” kata Kepala Basarnas Ternate, Muhamad Arafa kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Kamis malam.

Sebelumnya operasi pencarian lewat udara dengan menggunakan pesawat milik perusahan penerbangan Susi Air juga telah dilakukan tim SAR gabungan untuk mencari kapal MV Nur Allya di wilayah Maluku Utara, namun hasilnya nihil.

Menurut Arafa, pencarian lewat jalur laut bahkan telah dilakukan hingga ke peraiaran Poge Sanana, Taliabo dan  peraiaran Morosi yang merupakan jalur pelayaran kapal tersebut namun tetap saja kapal itu tidak juga ditemukan.

Sampai malam ini, tim SAR bersama pihak perusahan pemilik kapal masih terus melakukan pencarian dengan menggunakan kapal SAR Pandu.

“Kapal sepanjang 189 meter itu besar harusnya terpantau, sudah  cari lewat udara juga tapi tidak ketemu,”katanya heran.

Baca juga: Misteri Hilangnya Kapal Kargo MV Nur Allya Selama Sepekan: Semua Sistem Komunikasi Mati, Nasib 25 ABK Tak Diketahui

Saat disinggung apakah ada kemungkinan telah terjadi sabotase terhadap kapal itu, Arafa mengaku tidak mengetahuinya, sebab kata dia hingga kini kontak dengan kapal tersbeut belum juga dapat dilakukan.

“Saya tidak menyampaikan kapal itu disabotase karena sampai saat ini tidak ada tanda-tanda dan kita tidak bisa terhubung ke kapal itu,”katanya.

Dia sendiri mengaku bahwa sat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak perusahan dan juga para nelayan untuk membantu pencarian kapal tersebut.

”Kami menanyakan kapal-kapal nelayan tapi juga tidak ditemukan tanda-tanda apapun, tidaka da tumpahan minyak dan sebagainya,”ungkapnya.

Saat ini seluruh sistem komunikasi di kapal tersebut baik GPS Tracing, radio komunikasi dan juga telepon satelit tidak lagi berfungsi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, MV Nur Allya mengalami hilang kotak sejak tanggal 20 Agustus 2019 lalu saat sedang berlayar dari Sagea, Pulau Weda, Maluku Utara menuju Morose, Sulawesi Tenggara.

Jejak kapal tersebut juga sempat terpantau berada di bagian utara Pulau Buru Maluku, namun tim SAR yang melakukan pencarian di wilayah peraiaran itu tidak juga menemukan kapal tersbeut hingga kini. 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com