Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Demo Jayapura, Libatkan Ribuan Pengunjuk Rasa hingga Warga Mengungsi ke Markas TNI

Kompas.com - 30/08/2019, 06:27 WIB
Rachmawati

Editor

Pihak Kodam juga menyiapkan dua SSK guna membantu polisi menghadapi para pengunjuk rasa.

Laporan wartawan Kompas.com Dhias Suwandi, terdengar suara tembakan dan gas air mata. Massa yang sebelumnya terkonsentrasi di Jalan Sam Ratulangi mulai bergerak mundur.

Situasi Kota Jayapura, Papua, pada Kamis pukul 18.30 WIT berangsur kondusif.

Sekitar pukul 18.00 WIT, massa mulai membubarkan diri setelah dipukul mundur oleh aparat gabungan TNI dan Polri dengan menggunakan gas air mata.

Dari pantauan di lapangan, massa sebagian masih menduduki Kantor Gubernur Dok II Jayapura dan sisanya berkeliaran di jalan.

Aparat gabungan TNI dan Polri juga masih berjaga di lokasi kerusuhan..

Polri telah mengirim personelnya sebanyak 4 satuan setingkat kompi (SSK) untuk mempertebal pengamanan di wilayah Jayapura, Papua.

"4 SSK atau 400 personel ke Jayapura dari Korps Brimob," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika dihubungi, Kamis (29/8/2019).

Personel Brimob yang dikirim ke Papua itu berasal dari satuan di Brimob Polda Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

 

Pasca-kerusuhan, listrik padam dan komunikasi terputus

Pantauan Kompas.com, listrik di sekitar Jalan Raya Kepala Dua Entrop padam sekitar pukul 18.11 WIT.

Pemadaman listrik juga terjadi jalan utama penghubung Abepura-Kota Jayapura. Jalanan terlihat sepi dan masyarakay terlihat berjaga-jaga.

PT PLN Unit Wilayah Papua dan Papua Barat terpaksa memadamkan listrik, Kamis (29/8/2019) karena ada kabel yang terbakar sata kerusuhan.

"Untuk saat ini wilayah Kota Jayapura dipadamkan karena kabel ada yang terbakar seperti di Kantor Telkomsel dan lainnya," kata Juru Bicara PT PLN Unit Wilayah Papua dan Papua Barat, Septian Pudjiyanto.

Seperti dilansir dari Antara, pemadaman ini harus dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga kondisi dapat segera kondusif.

Selain listrik, akses komunikasi menggunakan telepon dan pesan singkat juga tidak bisa digunakan di wilayah tersebut.

 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com