Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugur Saat Kontak Senjata di Deiyai Papua, Sertu Anumerta Rikson Tak Dibekali Senjata

Kompas.com - 29/08/2019, 21:42 WIB
Aji YK Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Sertu Anumerta Rikson Edi Chandra yang gugur saat baku tembak di Distrik Deiyai Papua, tak dibekali senjata saat bertugas.

Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) Kodam II Sriwijaya Brigjen Syafrial menjelaskan, Operasi Satuan Tugas Teritorial (Satgaster) dilakukan oleh seluruh Kodam yang ada di Indonesia untuk memperkuat pertahanan di kawasan perbatasan timur.

Kodam II Sriwijaya mengirimkan 85 prajurit termasuk Rikson yang berasal dari Batalyon Kavaleri 5 kota Prabumulih.

Sebanyak 85 prajurit yang dikirim itu di tempatkan di tiga wilayah, yakni Kodam 16 Patimura yang membawahi wilayah Maluku, Ambon, dan Maluku Utara. Kodam 17 Cendrawasih Papua, dan Kodam 18 Papua Barat.

Baca juga: Tiba di Palembang, Jenazah Sertu Anumerta Rikson Disambut Upacara Militer

Rikson ditempatkan di Kodam 17 Cendrawasih bersama tiga anggota dari Kavaleri 5 kota Prabumulih.

Pada Rabu (28/8/2019), Rikson ditugaskan untuk mengawal aksi demo.

"Kita di sana persuasif tidak bersenjata. Tapi pendemo sangat berutal, mereka menggunakan panah dan parang serta senjata tradisional menyerang korban," kata Syafrial.

Syafrijal mengaku tidak mengetahui pemilik 10 pucuk senjata api yang direbut oleh kelompok massa aksi tersebut.

"Seluruh prajurit Kodam II Sriwijaya yang dikirim tidak dibekali senjata saat berangkat. Kita belum tahu apakah kodam wilayah sana membekali atau tidak (senjata)," ujarnya.

Dua prajurit dari Kavaleri 5 Prabumulih saat ini masih berada di lokasi. Ia mengingatkan kepada anggotanya agar lebih meningkatkan kewaspadaan saat bertugas.

Baca juga: Penghormatan Terakhir kepada Sertu Anumerta Yusdin, Bendera Setengah Tiang Dikibarkan

"Dua prajurit yang lain tidak ada masalah. Hanya saja, korban diserang secara berutal. Penambahan pasukan di sana memang bukan dalam operasi tempur, hanya menambah kekuatan pertahanan saja, sehingga dilakukan pendekatan persuasif," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com