Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Erry Riyana Hardjapamekas

Penulis adalah mantan pimpinan KPK pada yang kini menjadi pembina Indonesia Institute of Public Governance di Jakarta.

Menakar Birokrasi Dinamis Jawa Barat

Kompas.com - 29/08/2019, 19:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Latief

KOMPAS.com - Tanggal 5 September 2019 mendatang adalah satu tahun Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Ada optimisme tertuju pada keduanya yang maju dengan membawa gagasan segar, inovatif dan kreatif.

Publik menginginkan perubahan yang cepat, terasa serta merata, dan itu tidak mungkin dalam waktu setahun. Namun, sedikitnya itu bisa dinilai arahnya sudah tepat atau malah melenceng.

Ridwan Kamil sebagai gubernur yang juga anak muda ingin serba cepat. Demikian pula untuk membangun Jawa Barat, dia ingin ngabret (berlari cepat).

Salah satu di antaranya dengan membawa gagasan birokrasi dinamis. Dia ingin birokrat yang terbiasa pasif berubah menjadi bekerja proaktif. Birokrat yang mau membuka diri bekerja sama, berkolaborasi, terbuka pada inovasi.

Dia juga ingin pelibatan kolektif, menggandeng semua pemangku kepentingan dari kalangan legislatif, akademisi, komunitas dan media, bersama-sama membangun Jawa Barat. Dia tak lagi berkutat pada wilayah berskala kota, melainkan wilayah yang jauh lebih luas; provinsi yang terdiri dari banyak kota dan kabupaten.

Jawa Barat juga bukan DKI Jakarta yang punya anggaran sangat besar dengan wilayah jauh lebih kecil. Provinsi ini adalah satu dari sedikit daerah yang wilayahnya luas dan tidak sedikit warga tinggal di tempat yang sulit dicapai. Sementara jumlah penduduknya, merupakan wilayah dengan penduduk terbanyak.

Ridwan Kamil butuh gagasan yang tidak sekedar segar, cerdas juga layak-laksana (doable). Dia harus bekerja efektif dan efisien agar bisa ngabret membangun Jawa Barat. Sebagus apapun gagasan dan prakarsa yang dibawanya akan sulit terwujud tanpa dukungan jajaran birokrat yang sanggup mengimbanginya, dan tentu juga dukungan legislatif.

Langkah Ridwan Kamil memulai dengan melakukan reformasi birokrasi dengan gagasan birokrasi dinamis merupakan langkah paling tepat

Birokrasi dinamis

Kinerja pemerintah bergantung pada kinerja birokrat, tidak ada yang bisa membantahnya. Isu besar reformasi birokrasi ada pada perbaikan cara bekerja birokrat dalam melayani publik.

Masyarakat menginginkan layanan yang prima dan bersih. Masyarakat menginginkan kepastian dalam pelayanan.

Ridwan Kamil memotret reformasi birokrasi yang sedang berjalan dalam bentuk perbaikan birokrasi dengan model reward and punishment. Tapi, dalam kacamatanya itu belum cukup. Dia ingin birokrasi bekerja lebih dinamis, bergerak menuju fase birokrasi dinamis.

Ridwan Kamil menginginkan percepatan kerja ASN di Jawa Barat dengan birokrasi dinamis. Sederhananya, dia menginginkan ASN Jawa Barat mampu bergerak dinamis, mengambil inisiatif, aktif mencari solusi terbaik, justru dengan mendobrak sekat-sekat birokrasi dalam bentuk keangkuhan sektoral, menjauhi sikap "mencari aman", tentu dengan tetap mematuhi aturan.

Birokrasi yang dinamis dinilainya mampu mengimbangi bermacam kerja kolaboratif dan inovatif. Tak penting siapa yang mengerjakan, apakah pemerintah, swasta, komunitas, atau orang per orang. Yang paling penting itu tujuan membangun tercapai.

Dengan birokrasi yang dinamis misalnya, pemerintah bisa membuka peluang mendanai pembangunan dengan tidak melulu memakai dana pemerintah. Ada ruang membangun yang sebenarnya bisa dikerjakan oleh Badan Udaha Milik Swasta, komunitas, koperasi, bahkan orang per orang. Kata kuncinya ada pada kerja kolaborasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com