Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kota Kapur, Prasasti Bukti Keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Nusantara...

Kompas.com - 29/08/2019, 15:28 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Prasasti Batu Kapur erat kaitannya dengan Kerajaan Sriwijaya yang disebut fiktif oleh Ridwan Saidi, budayawan Betawi di salah satu kanal YouTube.

Prasasti Kota Kapur memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan berangka 608 saka atau 686 masehi. Prasasti itu ditemukan pertama kali oleh JK Meulen pada tahun 1892 di Desa Kota Kapur, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Seorang ahli epigrafi bangsa Belanda bernama H Kerm kemudian membahas temuan itu.

Prasasti Kota Kapur berisi kalimat-kalimat ancaman berupa sumpah dan kutukan terhadap pihak yang tidak tunduk pada penguasa kala itu.

Baca juga: Menelisik Jejak Kerajaan Sriwijaya, Disebut Fiktif hingga Bukti Prasasti Kota Kapur

Terjemahan isi prasasti tersebut dapat dilihat melalui replika yang dipajang di Museum Timah Pangkal Pinang.

Berikut terjemahan Prasasti Kota Kapur:

Keberhasilan! Wahai sekalian dewata, yang berkumpul dan melindungi Kedatuan Sriwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang mengawali permulaan segala sumpah! Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kedatuan ini akan ada orang yang memberontak yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak; yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takhluk, yang tidak setia, pada saya dan pada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu; biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut mati kena kutuk biar […] dan biar mereka dihukum bersama marga dan keluarganya […] Tahun Saka 608, hari pertama paruh terang bulan Waisakha (28 Februari 686 Masehi), pada saat itulah kutukan ini diucapkan; pemahatannya berlangsung ketika bala tentara Sriwijaya baru berangkat untuk menyerang bhumi jawa yang tidak takhluk kepada Sriwijaya. (Terjemahan bebas Coedes).

Marita, peneliti Museum Timah mengatakan saat prasasti tersebut dibuat ekspedisi dari Kerajaan Sriwijaya sedang bergerak di tanah Jawa yang memiliki misi meminta pernyataan takluk dari penguasa Jawa.

“Terjemahan ini menyatakan adanya keinginan penguasa Sriwijaya kala itu untuk memperluas pengaruh mereka ke luar Sumatera. Tak tanggung-tanggung bala tentara diberangkatkan untuk meminta pengakuan tunduk dari raja-raja di Pulau Jawa,” kata Marita, Minggu (7/5/2019).

Baca juga: Kontroversi Pernyataan Ridwal Saidi Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif

Terjemahan Prasasti Kota Kapur bisa anda lihat di Museum Timah Pangkal Pinang.heru dahnur/kompas.com Terjemahan Prasasti Kota Kapur bisa anda lihat di Museum Timah Pangkal Pinang.

Sementara itu sejarahwan Pangkalpinang Akmad Elvian mengatakan sebelum prasasti ditemukan pada 1892 oleh JK Meulen, para ahli sejarah menyebut kedatuan besar yang menguasai Nusantara dan seluruh Asia Tenggara dengan sebutan Shih-li-fo-shih atau Fo-shih, berdasarkan berita perjalanan musafir I-Tsing.

"Beberapa ahli sejarah menganggap Kata "Sriwijaya" adalah nama seorang raja karena kebiasaan raja- raja di Nusantara menggunakan kata Sri di depan Abhiseka atau gelar yang berarti mulia," kata Elvian.

Kekaburan historisitas Sriwijaya menemukan titik terang karena adanya sumber berbahasa Melayu kuno dengan huruf Pallawa pada baris ke-2, baris ke-4, dan baris ke 10 prasasti Kota Kapur Bangka.

Pada baris ke-2 Prasasti Kota Kapur tercantum kalimat "....manraksa yam kadatuan Criwijaya kita..." yang berarti Kedatuan Sriwijaya ( kerajaan Sriwijaya).

Selanjutnya pada baris ke-4 tercantum tulisan ".... Ya mulam datu Criwijaya..." yang berarti Datu Sriwijaya atau Raja Sriwijaya. Selanjutnya pada baris ke-10, tercantum tulisan "....yam mala Criwijaya kaliwat..." yang berarti bala Sriwijaya atau tentara Sriwijaya.

Baca juga: Sejarawan Bantah Ridwan Saidi Jika Kerajaan Sriwijaya Fiktif: Prasasti Kota Kapur Bukti Nyatanya

Keberadaan prasasti Kota Kapur Bangka mempertegas bahwa nama kerajaan yang berkuasa hampir di seluruh wilayah Nusantara dan Asia Tenggara pada abad 7 sampai abad 13 Masehi adalah kerajaan atau kedatuan Sriwijaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com