Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kontak Senjata di Papua | 4 Kerangka di Banyumas Ditumpuk di Kamar Sebelum Dikubur

Kompas.com - 29/08/2019, 06:58 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.comKontak senjata terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Dalam kontak senjata tersebut, satu prajurit TNI AD dikabarkan gugur, sementara dua anggota Polri terluka.

Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan Anggota TNI AD gugur akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri dari Brimob dan Dalmas.

Berita kontak senjata di Papua, 1 prajurit TNI gugur, 2 polisi terluka masih menjadi perhatian para pembaca Kompas.com.

Sementara itu, berita anak keempat Misem minta pembunuh hingga tinggal kerangka di Banyumas dihukum seumur hidup juga masih banyak dibaca pembaca.

Keluarga berharap agar tersangka pembunuhan yang kerangka korbannya ditemukan di kebun belakang rumah Misem (76) warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dihukum seberat-beratnya.

keempat korbannya adalah Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46) dan Heri Sutiawan alias Heri (41) serta anak Ratno, Vivin Dwi Loveana alias Vivin (22).

Sementara keempat tersangka yakni Saminah (53) dan ketiga anaknya, Sania Roulitas alias Sania (37), Irvan Firmansyah alias Irvan (32) dan Achmad Saputra alias Putra (27), Tersangka maupun korban merupakan anak dan cucu dari Misem.

Anak keempat Misem, Edi Pranoto (49) meminta agar tersangka yang tidak lain adalah kakak dan keponakannya sendiri dihukum seumur hidup.

Berikut ini 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Kontak senjata di Papua

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth RodjaDhias Suwandi Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth Rodja

Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, kontak senjata terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Satu prajurit TNI AD dikabarkan gugur, sementara dua anggota Polri terluka.

Anggota TNI AD gugur akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri dari Brimob dan Dalmas.

“Kapolres Paniai dan tim masih kontak tembak,” kata Rodja seperti dilansir dari Antara, Rabu.

Baca juga: Kontak Senjata di Papua, 1 Prajurit TNI Gugur, 2 Polisi Terluka

2. Empat kerangka di Banyumas sempat dikaitkan dengan Gafatar

Kepala TU SMP Negeri 4 Banyumas menunjukkan foto Supratno, salah satu korban pembunuhan yang kerangkanya ditemukan di kebun Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Kepala TU SMP Negeri 4 Banyumas menunjukkan foto Supratno, salah satu korban pembunuhan yang kerangkanya ditemukan di kebun Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Teka-teki "hilangnya" tiga anak dan cucu Misem, warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, selama hampir lima tahun terakhir akhirnya terungkap.

Ketiga anak Misem, Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46), dan Heri Sutiawan alias Heri (41), serta cucu Misem, Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22), anak Ratno, selama ini terkubur di belakang rumah dan ditemukan tinggal kerangka.

Sebelum geger kabar penemuan kerangka Sabtu (24/8/2019) petang, mereka dikabarkan merantau entah ke mana.

Namun, ada pula yang berspekulasi hilangnya mereka terkait dengan organisasi atau kelompok terlarang.

"Setelah menghilang, pada saat itu muncul kasus Gafatar sehingga orang-orang berspekulasi jangan-jangan ikut Gafatar. Asumsi awal ikut Gafatar, setelah itu enggak tahu," ujar Nasrun, salah seorang guru senior di SMP Negeri 4 Banyumas.

Spekulasi tersebut muncul karena pada saat itu ramai kasus Gafatar di mana saat itu ada beberapa warga Banyumas yang turut bergabung dengan Gafatar di Kalimantan.

Baca juga: Hilang Misterius, 4 Korban yang Kerangkanya Ditemukan di Banyumas Sempat Dikaitkan dengan Gafatar

3. Budiyawan Betawi Ridwan Saidi Terancam dilaporkan ke polisi

Erwan Suryanegara Ketua Yayasan Tandi Pulau membantah pernyataan Ridwan Saidi yang menyebut kerajaan Sriwijaya fiktif.KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Erwan Suryanegara Ketua Yayasan Tandi Pulau membantah pernyataan Ridwan Saidi yang menyebut kerajaan Sriwijaya fiktif.

Budayawan asal Betawi Ridwan Saidi yang menyebutkan Kerajaan Sriwijaya fiktif dalam unggahan video di kanal YouTube "Macan Idealis" berbuntut panjang.

Sebab, Yayasan Tandi Pulau yang berisi para budayawan di Sumatera Selatan akan menempuh jalur hukum terkait pernyataan tersebut.

Ketua Yayasan Tandi Pulau Erwan Suryanegara mengatakan, setelah mereka melihat tayangan YouTube yang disebarkan pada 23 Agustus 2019 tersebut, ada dugaan unsur kesengajaan dari pihak pengelola akun untuk mendapat pundi-pundi rupiah dengan menyebarkan video itu.

Pengunggah video, menurut Erwan, ingin mendapatkan viewer tinggi serta subscriber yang banyak dengan membuat pernyataan kontroversial tentang Kerajaan Sriwijaya.

"Karena ini ada kejahatan yang digolongkan ITE, karena ada yang menyebarkan berita bohong, hoaks, tanpa data-data ilmiah, data valid, kami lihat ada celah ke sana, tentu ke ranah hukum. Tujuan kami adalah agar video yang tidak benar itu nanti dihapus oleh pihak YouTube," kata Erwan setelah menggelar rapat bersama Dinas Kebudayaan Palembang, Selasa (27/8/2019).

Baca juga: Sebut Sriwijaya Kerajaan Fiktif, Budayawan Betawi Ridwan Saidi Terancam Dilaporkan ke Polisi

4. Anak keempat Misem minta pelaku dihukum seumur hidup

Edi Pranoto (49), saudara tersangka sekaligus korban pembunuhan yang kerangkanya ditemukan di kebun Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Edi Pranoto (49), saudara tersangka sekaligus korban pembunuhan yang kerangkanya ditemukan di kebun Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Anak keempat Misem, Edi Pranoto (49) meminta agar tersangka yang tidak lain adalah kakak dan keponakannya sendiri dihukum seumur hidup.

"Saya pasrahkan kepada yang Maha Kuasa. Hukuman kejahatan (seperti itu) seumur hidup, kalau tidak seumur hidup bisa membahayakan yang lain, ibu saya atau saya, (jadi) seumur hidup lah," kata Edi seusai pra rekonstruksi di lokasi kejadian, Rabu (28/8/2019).

Terkait dengan konflik soal harta antara Saminah dengan saudaranya yang lain, yaitu Ratno, Yono dan Heri, Edi mengaku tidak mengetahuinya. Pasalnya selama ini Edi tinggal bersama istri dan mertuanya di desa lain.

Edi mengungkapkan saat keempat keluarganya "hilang" secara misterius, sempat mencari keberadaannya ke berbagai lokasi, namun tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Anak Keempat Misem Minta Pembunuh hingga Tinggal Kerangka di Banyumas Dihukum Seumur Hidup

5. Jenazah satu keluarga di Banyumas ditumpuk di kamar sebelum dikubur

Warga memadati lokasi penemuan kerangka manusia di kebun belakang rumah Misem (76) warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (28/8/2019).KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN Warga memadati lokasi penemuan kerangka manusia di kebun belakang rumah Misem (76) warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (28/8/2019).

Polisi menggelar prarekonstruksi kasus penemuan empat kerangka manusia yang masih satu keluarga di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (28/82019).

Prarekonstruksi menghadirkan empat tersangka, yaitu Saminah (53) dan ketiga anaknya, Sania Roulitas alias Sania (37), Irvan Firmansyah alias Irvan (32) dan Achmad Saputra alias Putra (27).

Kanit III Satuan Reserse Kriminal Polres Banyumas Ipda Rizky Adhiansyah mengatakan, dalam prarekonstruksi ada 18 adegan yang diperagakan oleh para tersangka dari mulai perencanaan hingga penguburan jasad korban.

"Setelah membunuh keempat korban pada tanggal 9 Oktober 2014 dari mulai sekitar pukul 14.00 hingga maghrib, jasad ditumpuk di salah satu kamar rumah Misem (76). Untuk penguburannya dilakukan keesokan harinya," kata Rizki, Rabu.

Baca juga: Jenazah Satu Keluarga yang Kerangkanya Ditemukan di Banyumas Ditumpuk di Kamar Sebelum Dikubur

Sumber: KOMPAS.com (Robertus, Aji YK Putra, Fadlan Mukhtar Zain)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com