Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Bentrokan di Deiyai Papua, 1 TNI Gugur hingga 10 Pucuk Senpi Dirampas

Kompas.com - 29/08/2019, 06:38 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Bentrok antarmassa dengan aparat keamanan terjadi di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, pada Rabu (28/8/2019) siang.

Aksi massa itu terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Dalam bentrok tersebut, mengakibatkan 1 anggota TNI gugur, 2 lainnya luka-luka. Selain itu, 3 petugas polisi dan seorang warga juga terluka.

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja mengakui saat bentrok antara massa dan aparat keamanan di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai, juga menyebabkan korban jiwa di pihak massa.

Dalam insiden tersebut sepuluh pucuk senjata milik TNI AD hilang.

Pasca-bentrok antarmassa, situasi di Deiyai aman dan seluruh korban meninggal dunia dan luka-luka telah dibawa ke RSUD Paniai di Enarotali.

Berikut fakta bentrok massa dengan aparat keamanan yang terjadi di halaman kantor Bupati Deiyai:

1. Kronologi kejadian

Massa demonstran saat merangsak ke halaman DPRD Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).KOMPAS.com/ IRSUL PANCA ADITRA Massa demonstran saat merangsak ke halaman DPRD Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).

Menurut koordinator aksi, Yul Toa Motte mengatakan, mulanya massa berjumlah 500 orang melakukan unjuk rasa di depan kantor bupati, Rabu pukul 09.00 WIT.

Aksi massa itu terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Namun, pada pukul 13.00 WIT, kerusuhan pecah setelah aparat menembakan gas air mata.

"Kemudian dilanjutkan dengan timah peluru. Saya lihat sendiri dengan mata sendiri,” kata Yul, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Dia menyebut, ada korban dalam kejadian ini.

Baca juga: Kontak Senjata di Deiyai Papua Terjadi Saat Demo di Halaman Kantor Bupati Deiyai, Begini Kronologinya

2. Tuntut referendum

 Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi PrasetyoReza Jurnaliston Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan, aksi unjuk rasa itu digelar Rabu pagi di halaman Kantor Bupati Deiyai. Dengna pesertanya hanya sekitar 150 orang.

"Mereka menuntut bupati menandatangani persetujuan referendum," ujar Dedi ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu sore.

Pada saat negosiasi masih berlangsung, Dedi mengatakan, sekitar seribu orang tiba-tiba datang ke lokasi dari segala penjuru.

Mereka membawa senjata tajam, bahkan diduga membawa senjata api. Pada saat itulah kontak tembak antara massa tersebut dengan aparat terjadi.

Dedi menyebut, massa yang tiba-tiba hadir itu diduga kuat merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujarnya.

Baca juga: Kronologi Baku Tembak di Deiyai Versi Polri, Awalnya Tuntut Referendum

3. Massa anarkis

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko DaryantoKOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto mangatakan, massa pada saat itu ingin kembali menggelar aksi unjuk rasa terkait dugaan tidak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur.

"Singkatnya kami mengamankan aksi demo, terus begitu kumpul massa anarkis dan kita jadi korban, panah sama senjata tajam," ujarnya kepada Kompas.com melalui telepon.

Baca juga: Deiyai Papua Memanas, 1 TNI Gugur, Ini Penjelasan Kapendam Cenderawasih

4. 1 TNI gugur dan 2 orang tewas

Kapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Alberth RodjaDok Humas Polda Kapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Alberth Rodja

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja mengakui saat bentrok antara massa dan aparat keamanan di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai, juga menyebabkan korban jiwa di pihak massa.

Namun ia menegaskan jumlahnya tidak seperti informasi yang beredar.

"Korban di pihak massa dua orang meninggal dunia dan sudah dibawa ke RS. Jadi bukan enam orang," sebutnya melalui pesan singkat, Rabu (28/8/2019).

Baca juga: Bentrok di Deiyai Papua, Satu Prajurit TNI Kritis, Dirawat di RS Deiyai

5. Massa rampas 10 pucuk senpi

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth RodjaDhias Suwandi Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth Rodja

Rudolph mengakui dalam aksi tersebut, massa telah merampas senjata api milik TNI.

"Massa merampas sekitar 10 pucuk senpi sambil melakukan penembakan ke arah petugas TNI dan POLRI yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa yang pada awalnya damai," kata Rudolph.

Situasi di Deiyai dikatakannya aman dan seluruh korban meninggal dunia dan luka-luka telah dibawa ke RSUD Paniai di Enarotali.

Baca juga: Polisi Pastikan Baku Tembak di Deiyai Papua Melibatkan KKB

6. 1 TNI gugur dievakuasi ke Nabire

IlustrasiTHINKSTOCK Ilustrasi

Eko Daryanto membenarkan adanya anggota TNI-AD bernama Serda Rikson meninggal akibat terkena panah dalam insiden yang terjadi di Kabupaten Dieyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Dilansir dari Antara, jenazah Serda Rikson, anggota TNI AD yang meninggal akibat terkena panah segera dievakuai ke Nabire.

Jenazahnya akan dievakuasi ke Nabire melalui jalan darat.

Baca juga: Gugur dalam Kontak Senjata di Papua, Serda Rikson Segera Dievakuasi ke Nabire

Sumber: KOMPAS.com ( Robertus Belarminus, Dhias Suwandi, Candra Setia Budi, Devina Halim)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com