Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 7 Fakta Baru Tragedi KM Mina Sejati di Laut Aru, 21 Orang Masih Hilang hingga Siapkan Penyelam

Kompas.com - 29/08/2019, 05:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih mencari 23 anak buah kapal (ABK) korban tragedi KM Mina Sejati di Laut Aru, Maluku, pada hari 17 Agustus 2019 lalu.

Sementara itu, polisi juga terus bekerja untuk mengungkap fakta dalam kasus pembantaian yang diduga dipicu masalah sepele, yaitu memancing cumi di kapal. 

Diberitakan sebelumnya, dua jasad ABK ditemukan petugas di lokasi sekitar tenggelamnya KM Mina Sejati. 

“Saat tiba pada pukul 23.00 WIT, saya langsung membawa kedua jasad ABK itu ke rumah Sakit Cenderawih Dobo untuk divisum,”kata Adolof kepada Kompas.com via telepon selulernya, Senin (26/8/2019) malam.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Sebanyak 20 ABK dan 3 terduga pelaku masih hilang

Sebanyak 35 Anak Buah Kapal (ABK) KM Gemilang Samudera dibawa ke Kantor Polres Kepulauan Aru, Maluku untuk dimintai keterangan soal insiden pembunuhan di atas KM Mina Sejati, Kamis (22/8/2019)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Sebanyak 35 Anak Buah Kapal (ABK) KM Gemilang Samudera dibawa ke Kantor Polres Kepulauan Aru, Maluku untuk dimintai keterangan soal insiden pembunuhan di atas KM Mina Sejati, Kamis (22/8/2019)

Seperti diketahui, dari total 36 ABK dan nakhoda di atas kapal tersebut, 13 orang memilih melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.

Dari jumlah 13 ABK yang melompat itu dua di antaranya ditemukan tewas dengan luka bacok, sedangkan 11 lainnya selamat. Adapun, 23 ABK lainnya dinyatakan hilang.

“Hari ini Tim SAR Pos Tual dan KPLP Tual telah bergerak menuju lokasi pencarian di laut Aru dengan menggunakan Kapal KNP 364 milik KPLP Danar Dobo,” kata Kepala Basarnas Ambon, Muslimin kepada Kompas.com, Selasa (27/8/2019).

Baca juga: Cari Korban Pembunuhan KM Mina Sejati di Laut Aru, KKP Kerahkan Pesawat

2. Polisi segera visum dua jasad ABK yang ditemukan

sejumlah  ABK KM Mina Sejati dengan saat dievakuasi dengan menggunakan Speedboat dari KRI Teluk Lada untuk dibawa ke  Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru, Selasa (20/8/2019)KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY sejumlah ABK KM Mina Sejati dengan saat dievakuasi dengan menggunakan Speedboat dari KRI Teluk Lada untuk dibawa ke Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru, Selasa (20/8/2019)
Pihak kepolisian segera melakukan visum terhadap dua jasad ABK KM Mina Sejati yang ditemukam Tim SAR di sekitar lokasi tenggelamnya kapal.

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa mengatakan, kedua jasad ABK KM Mina Sejati itu dibawa ke Rumah Sakit Cenderawasih Dobo untuk menjalani visum, guna mengetahui penyebab kematian kedua korban.

“Saat tiba pada pukul 23.00 WIT, saya langsung membawa kedua jasad ABK itu ke rumah Sakit Cenderawih Dobo untuk divisum,” kata Adolof kepada Kompas.com via telepon selulernya, Senin (26/8/2019) malam.

Baca juga: Ada Jejak Bangkai KM Mina Sejati, Tim SAR Kembali Buka Operasi Pencarian Korban

3. Tim SAR lanjutkan pencarian puluhan ABK yang hilang

Anggota Tim SAR Pos Tual tampak berdoa sebelum bergerak menuju lokasi pencarian korban KM Mina Sejati di laut Aru, Maluku, Selasa malam (27/8/2019) Foto dok Kepala Basarnas AmbonKOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Anggota Tim SAR Pos Tual tampak berdoa sebelum bergerak menuju lokasi pencarian korban KM Mina Sejati di laut Aru, Maluku, Selasa malam (27/8/2019) Foto dok Kepala Basarnas Ambon

Muslimin mengatakan, pada Senin (26/8/2019), kemarin personel Polres Kepulauan Aru dan TNI AL kembali menemukan dua jenazah laki-laki di sekitar lokasi tenggelamnya KM Mina Sejati.

Keduanya jasad itu dipastikan merupakan ABK korban pembantaian. Sehingga, masih 18 ABK dan tiga pelaku pembantaian yang belum ditemukan keberadaannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com