Ditambah lagi ditemukannya prasasti Talang Tuo berangka tahun 686 Masehi tentang Taman Sriksetra.
Selanjutnya, prasasti Bukit Siguntang, Boom Baru, Sabokingking, Kambangunglen, dan lain sebagainya.
"Temuan terbaru adalah prasasti Kota Kapur II, Baturaja, dan Prasasti Siddhayatra yang ditemukan di Palembang," jelasnya.
Selain penemuan prasasti di Palembang, para peneliti juga menemukan 19 situs yang beberapa di antaranya sudah didating dengan carbon (carbon dating) atau C14, dan diperoleh pertanggalan 650-686.
"Di sana ada satu zaman dengan prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo. Ada banyak temuan arca yang gaya seninya dari abad ke-9. Kalau arca yang dari abad ke-7 itu, arca Buddha dari Bukit Siguntang. Masih banyak bukti lainnya yang mendukung bahwa pada abad ke-7-10 M Kedatuan Sriwijaya ada di Palembang," ungkapnya.
Sebelumnya, Ridwan Saidi mengklaim telah 30 tahun mempelajari bahasa kuno guna menelisik jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Hasil penelusuran itu membawanya pada satu hipotesis, yakni kerajaan tersebut fiktif belaka.
"Saya sudah 30 tahun mempelajari bahasa-bahasa kuno. Banyak kesalahan mereka (arkeolog), prasasti di Jawa dan Sumatera adalah bahasa Melayu, tapi sebenarnya bahasa Armenia," ujar Ridwan ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/8/2019).