Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Pesisir Pulau Ambon, Setiap Hari Mengungsi Karena Dihantui Gelombang Tinggi

Kompas.com - 28/08/2019, 17:09 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Warga Desa Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah dalam sepekan terakhir terus dihantui dengan gelombang tinggi yang menerjang pembatas pantai desa tersebut.

Warga mengaku sangat khawatir dengan keselamatan mereka dan terpaksa mengungsi ke rumah-rumah saudaranya yang lebih aman karena gelombang yang sangat tinggi ikut menerjang rumah-rumah mereka yang berada tak jauh dari talud penahan gelombang.

“Kita di sini khawatir karena gelombang sangat tinggi dan terjangannya sampai menembus rumah-rumah warga disini,”kata Sabri AR Leurima salah satu tokoh pemuda desa setempat saat kepada Kompas.com, Rabu (28/9/2019).

Dia menjelaskan, gelombang tinggi yang terus menerjang pesisir pantai desa itu membuat talud penahan gelombang di desa tersebut patah. Kondisi ini membuat warga khawatir dan tidak berani tinggal di rumah-rumah mereka yang berada di dekat talud.

“Talud penahan gelombang ada yang sudah patah, makanya warga khawatir dan memilih mengungsi,”ujarnya.

Baca juga: Gelombang Tinggi Hambat Pencarian Korban KM Pieces yang Tenggelam

Dia pun berharap agar pemerintah kabupaten Maluku Tengah dan juga pemerintah provinsi Maluku dapat memperhatikan nasib warga desa tersebut khususnya bagi mereka yang tinggal di pesisir pantai.

“Harus di perhatikan, kalau bisa direlokasi ya silahkan kalau mau bangun kembali talud silahkan, tapi harus ada solusi buat warga di sini,” katanya.

Warga lainnya, Husain Tuharea mengatakan gelombang tinggi yang menerjang rumah-rumah warga itu selalu terjadi setiap tahunnya. Menurutnya kondisi itu membuat warga yang tinggal di dekat pantai sangat resah dan khawatir.

“Kondisi seperti ini terus terjadi setiap tahun, dan untuk saat ini sudah sekitar sepekan terjadi,”katanya.

Dia mengaku  kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi yang menerjang desa tersebut, membuat  nelayan di desa itu tidak ada yang berani melaut.

"Nelayan disini tidak ada yang berani melaut karena kondisinya sangat buruk,” katanya.

Kondisi cuaca laut di sejumlah peraiaran Maluku saat ini memang sangat buruk.

Data yang diterima Kompas.com dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG) Stasiun Ambon,  tinggi gelombang di sejumlah perairan Maluku mencapai 2,50 meter hingga 4 meter.

Dari data yang diperoleh sejumlah peraiaran di Maluku yang berpotensi terjadi gelombang tinggi yakni Perairan selatan Ambon, laut Seram, laut Banda, Peraiaran Aru dan Arafuru hingga peraiaran Tanimbar. Sementara angin kencang berpeluang terjadi hingga 25 knot per jam.

Adapun kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi tersebut diperkiarakan masih akan berlangsung hingga dua hari kedepan. 

Baca juga: Gelombang Tinggi, Pencarian Penumpang yang Jatuh dari Kapal Tidar Dihentikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com