KOMPAS.com - Saat berkunjung ke Kepulauan Anambas pada Juli 2019 lalu, Menteri Susi meminta agar masyarakat tidak membuang plastik ke kolong rumah panggung
“Saya mengimbau untuk mengurangi penggunaan kantong dan botol plastik, mulai dari diri sendiri. Jangan membuangnya ke kolong rumah, selokan akhirnya ke laut juga. Lama-lama laut Indonesia diperkirakan akan lebih banyak plastiknya dari pada ikannya”, jelasnya saat itu.
Menteri Susi adalah salah satu tokoh yang konsisten berbicara tentang sampah. Selain mengkampanyekan untuk mengurangi penggunaan kantong dan botol plastik, Susi selalu menghimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Nah, masalah sampah selalu menjadi hal yang menarik untuk dibahas.
Beberapa hari terakhir sempat viral petugas kebersihan menemukan televisi dalam parit di Jalan Wahid Hasyim, Medan. Bahkan video pengangkatannya viral di media sosial.
Kejadian yang sama juga terjadi di Surabaya. Seorang tukang sampah menemukan sebuah motor di selokan
Berikut 7 kisah menarik terkait sampah yang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia:
Pada video spring bed, Akhyar menulis dengan 'kesal'. Sedangkan di video tv, dia menuliskan "Hore.. dapat tv dari parit Jl Wahid Hasyim".
Kepada Kompas.com, Selasa (27/8/2019) Akhyar mengatakan dua video yang diunggahnya tersebut, yang merupakan potret dari kawasan kota Medan yang dipimpinnya.
Menurutnya fenomena sampah aneh di parit warga ini tidak terlepas dari perilaku kurangnya kesadaran dalam membuang sampah.
Padahal, pihaknya tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat lewat kepala lingkungan (Kepling) untuk mengelola sampah warganya.
Warga sekitar lokasi penemuan sampah TV bernama Marolop mengatakan, TV yang diangkat dari dalam parit adalah kemungkinan hanyut dari tempat lain yang tersangkut di lokasi tersebut.
"Itu kan bekas. Tv tabung bentuknya. Sudah nampak lama kali itu. Kurasa itu hanyut dari tempat lain," katanya.
Baca juga: Ini Tanggapan Wakil Wali Kota Medan soal Temuan Sampah TV dan Spring Bed di Parit Warga
Piramida memiliki lebar 8 meter dan panjang 12,5 meter tersebut terbuat dari bahan utama botol plastik bekas berukuran 1.500 ml yang dibuang para pendaki Gunung Merbabu.
Piramida dari botol plastik bekas tersebut diciptakan oleh Kelompok Pecinta Alam (KPA) Rajawali, Karang Taruna Perisai dan warga Dukuh Surodadi.
Pembuatan piramida itu untuk memberikan edukasi atau pendidikan kepada para pendaki Gunung Merbabu agar tidak membuang sampah secara sembarangan.