Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimantan Timur Jadi Ibu Kota, Ada Ancaman 'Penebangan Hutan' hingga Peningkatan Ekonomi

Kompas.com - 27/08/2019, 16:03 WIB
Rachmawati

Editor


Bagaimana dengan Jakarta?

Meski demikian, Jokowi menegaskan bahwa Jakarta tidak akan dilupakan.

"Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan terus dikembangkan jadi kota bisnis, kota keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa berskala regional dan global," katanya.

Menurut dia, sudah ada anggaran sebesar Rp571 triliun untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan program urban regeneration. Jokowi menegaskan, rencana itu tetap terus dijalankan.

"Pembahasannya sudah pada level teknis dan siap dieksekusi," katanya.

Baca juga: Di Kutai Kertanegara Ada Tanda Silang Oranye, Diduga Penanda Lokasi Ibu Kota Baru


Sejumlah infrastruktur sudah disiapkan

Desain pusat ibu kota baru sebagaimana dirancang Kementerian PUPR. dok BBC Indonesia Desain pusat ibu kota baru sebagaimana dirancang Kementerian PUPR.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menilai penunjukan wilayahnya sebagai ibu kota negara sudah tepat. Sejumlah infrastruktur sudah dipersiapkan, bahkan sebelum ada isu mengenai perpindahan ibu kota negara, jelas Bupati PPU, Abdul Gafur Mas'ud.

"Ini keputusan yang sangat baik," kata Abdul Gafur kepada wartawan Muhammad Irham untuk BBC News Indonesia, Senin (26/8/2019).

Abdul menambahkan saat ini pembangunan jembatan tol sepanjang 14 kilometer yang menghubungkan Balikpapan dengan PPU sedang dibangun.

"Jembatan ini pas dengan bandaranya, dari bandara internasional (Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) itu 10-15 menit bisa sampai di Penajam Paser Utara," katanya.

Baca juga: Bukit Soeharto Kalimantan Timur, Kawasan Konservasi Masa Orde Baru Calon Pengganti Ibu Kota RI

Selain itu, proyek yang sedang dibangun juga adalah jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Kariangau di Balikpapan dan Buluminung.

"Saat ini sudah mencapai 75%, mudah-mudahan akhir tahun ini atau awal tahun depan bisa nyambung ke Balikpapan," tambah Abdul Gafur.

Proyek jembatan juga akan disambungkan ke Samarinda. "Jadi kita memakan waktu ke Samarinda dari tiga jam ke satu jam, bahkan kurang. Ini sudah dipersiapkan sebelum adanya isu pemindahan ibu kota," kata Abdul Gafur.

Untuk kebutuhan listrik, kata Gafur, saat ini Kabupaten PPU mengalami surplus. Artinya, kebutuhan listrik masih sangat cukup, bahkan berlebih.

Untuk menopang kebutuhan listrik saat menjadi ibu kota negara nanti, Pemkab berencana untuk membangun pembangkit listrik di mulut-mulut tambang.

Baca juga: Perjalanan Jokowi Mencari Ibu Kota Baru, dari Bukit Soeharto Kaltim ke Segitiga Kalteng

"Nah di Penajam Paser Utara itu Alhamdullilah, bahwa batubara sangat banyak," tambah Abdul.

Abdul Gafur Mas'ud meyakini ketika ibu kota negara pindah ke tempatnya, dampak pertumbuhan ekonomi akan terasa di Kalimantan Timur hingga ke Indonesia bagian timur.

"Saya yakin Kaltim dan Kalimantan pembangunannya akan merata. Dari Pulau Sulwaesi, Halmahera, Maluku dan Papua pasti akan terbangun dengan cepat," katanya.

Sesaat setelah pengumuman, beberapa warga Kabupaten Penajam Paser Utara mengaku gembira.

"Alhamdulillah, kita berbangga sekali. Harapannya SDM-nya semakin meningkat dari sebelumnya," kata Walihsal kepada wartawan Samir di Kabupaten Penajam Paser Utara yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca juga: Jokowi: Ibu Kota Baru di Sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim

Namun, ada pula yang mengaku "deg-degan".

"Senangnya dekat dengan pusat pemerintahan. Pastinya ke depan PPU akan semakin jauh lebih diperhatikan. Deg-degannya, ASN harus punya kinerja semakin lebih baik karena dekat dengan pusat pemerintahan," kata Hesti Purwati, guru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com