Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Stunting di Maluku Tinggi, Ini Upaya Pemberantasannya

Kompas.com - 26/08/2019, 19:15 WIB
Rahmat Rahman Patty,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Perang terhadap stunting di Maluku terus dilakukan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, stunting di Maluku berada di angka 31,4 persen.

Tiga kabupaten yang menjadi fokus perhatian pemerintah untuk menekankan angka stunting berada di Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, dan Kepulauan Aru.

“Angka stunting di Maluku berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2018 itu mencapai 34,1 persen,” kata Duta Perangi Stunting Provinsi Maluku yang juga istri Gubernur Maluku, Widya Murad Ismail saat menerima audensi Konsultan Pendamping Desa Provinsi Maluku di Kantor Gubernur Maluku, Senin (26/8/2019) .

Baca juga: PKK Jabar: Perencanaan Kehamilan Jadi Kunci Tekan Angka Stunting

Provinsi Maluku termasuk daerah di Indonesia dengan jumlah balita penderita stunting cukup tinggi berdasarkan standar World Health Organization (WHO).

Status ini ditetapkan berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) tentang prevalensi (jumlah penderita  dalam populasi) balita stunting di Maluku dari tahun ke tahun.

Widya mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan saat ini dengan mengajak ibu-ibu agar dapat memperhatikan gizi anak.

 Widya baru saja mengunjungi Desa Kawa di Kabupaten Seram Bagian Barat pada 23 Agustus lalu untuk mengajak ibu-ibu di desa itu ikut dalam perang terhadap stunting.

“Saya datang ke puskesmas dan posyandu, dan bertemu langsung ibu-ibu dan masyarakat di sana. Selain sosialisasi dan menyerahkan sejumlah bantuan kesehatan dan makanan tambahan buat anak dan balita, saya senang sekali karena bisa memberikan nasihat tentang pentingnya kesehatan dan gizi buat anak langsung ke ibu-ibu di posyandu,” katanya.

Dalam kunjungan tersebut, Widya meminta agar Kepala Desa Kawa juga mengalokasikan anggaran dari dana desa untuk penanganan stunting bagi PAUD.

“Penanganan stunting ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Harus diberantas secara bersama-sama, ini yang sedang kita lakukan,” katanya.

Setelah Kabupaten Seram Bagian Barat, Widya berencana pada September akan mendatangi Kabupaten Maluku Tengah dan Aru.

Baca juga: 7 Tantangan Pendidikan Indonesia, dari Stunting sampai Pengangguran

 

Sinergitas OPD terkait juga dikerahkannya untuk memaksimalkan penanganan kasus stunting, di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas PUPR dan Dinas Ketahanan Pangan.

“Semenjak diangkat menjadi Duta Parenting, ini sudah menjadi tekad dan komitmen saya untuk fokus perangi stunting di Maluku,” tegasnya.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama.

Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.

Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com