Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hari Setelah Tragedi Pembantaian KM Mina Sejati di Laut Aru...

Kompas.com - 26/08/2019, 06:04 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ko Awi mungkin tidak menyangka bahwa Jumat, 16 Agustus 2019 menjadi awal tragedi di atas kapal yang dinahkodainya.

Entah karena alasan apa, terjadi perkelahian antar ABK. Hari itu KM Mina Sejati sedang berlayar di Laut Aru dan ada 36 orang  di atas kapal

Perkelahian pun sempat berhenti setelah sejumlah ABK melerai dan mendinginkan suasana

Namun perkelahian hari tersebut ternyata memicu pembantaian di atas kapal yang sedang berlayar di Laut Aru.

Baca juga: Pembantaian di KM Mina Sejati Berawal dari Perkelahian ABK, Ada 36 Orang di Atas Kapal

Sabtu, 17 Agustus 2019. ABK terbangun saat lonceng di kapal berbunyi. Namun mereka melihat teman-temannya telah dibunuh. Para ABK yang masih selamat berusaha menyelamatkan diri, salah satu caranya dengan menceburkan diri ke laut.

Ko Awi sang nahkoda tercatat sebagai salah satu dari 11 korban yang selamat dari insiden pembantaian di atas kapal.

Ko Awi bersama 10 ABK memilih melompat ke laut dan dan ditolong oleh KM Gemilang Sejahtera yang saat itu berada tidak jauh dari lokasi kejadian.

Baca juga: Selamat dari Maut, Nahkoda KM Mina Sejati Terluka Saat Lompat ke Laut

Meski selamat, sang nahkoda mengalami luka di bagian kaki saat melompat ke laut dan sempat dirawat di Rumah Sakit Cenderawasih Dobo.

Sementara itu Angger, salah satu ABK yang selamat mengalami luka di bagian kepala dan wajah karena dibacok oleh pelaku denga parang. Angger pun harus dirujuk ke Jakarta untuk perawatan,

Tapi nasib naas menimpa Waridin dan Masrohin. Walaupun mereka berdua menyelamatkan diri dengan loncat ke laut, namun nyawa meraka tidak berhasil diselamatkan karena mereka mengalami banyak luka.

Saat dievakusi, pada tubuh Waridin dan Masrohin ditemukan luka bacok di bagian pelipis, belakang kepala, dan leher.

“Tidak dimutilasi, tapi memang ada sayatan juga di bagian leher korban,” jelas Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Aru Letkol Laut Suharto Silaban.

Baca juga: Satu Korban Pembantaian di KM Mina Sejati Akan Dirujuk ke Jakarta

 

Misteri 3 pelaku dan 20 ABK yang hilang

Sebanyak 35 Anak Buah Kapal (ABK) KM Gemilang Samudera dibawa ke Kantor Polres Kepulauan Aru, Maluku untuk dimintai keterangan soal insiden pembunuhan di atas KM Mina Sejati, Kamis (22/8/2019)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Sebanyak 35 Anak Buah Kapal (ABK) KM Gemilang Samudera dibawa ke Kantor Polres Kepulauan Aru, Maluku untuk dimintai keterangan soal insiden pembunuhan di atas KM Mina Sejati, Kamis (22/8/2019)
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Aru Letkol Laut Suharto Silaban mengatakan tiga pelaku pembantaian di atas KM Mina Sejati memiliki hubungan keluarga yang sangat dekat yakni bapak, anak, dan paman.

Mereka bernama Nurul Huda, Ferri Dwi Lesmana, dan Qersim Ibnu Malik,

Ketiga pelaku pembantaian melancarkan aksinya dengan menggunakan parang saat rekan-rekannya sesama ABK sedang tidur di atas kapal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com