Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembantaian di KM Mina Sejati Berawal dari Perkelahian ABK, Ada 36 Orang di Atas Kapal

Kompas.com - 25/08/2019, 12:32 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pembantaian yang terjadi di atas KM Mina Sejati berawal dari aksi perkelahian sesama ABK.

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolof Bormosa. Menurutnya perkelahian terjadi di Laut Aru pada Jumat (17/8/2019).

Perkelahian sempat dilerai dan diselesaikan antara sesama ABK.

Pada malam hari keributan kembali terjadi dan menewaskan beberapa orang ABK di kapal tersebut. Peristiwa tersebut dilaporkan ke pemilik kapal yang langsung meminta bantuan dari kapal-kapal lainnya.

Baca juga: Selamat dari Maut, Nahkoda KM Mina Sejati Terluka Saat Lompat ke Laut

Namun, dia belum dapat menjelaskan motif yang memicu perkelahian yang berujung pada aksi pembantaian itu.

“Sumber persoalannya itu di sini. Para pelaku ini terlibat perkelahian dengan ABK lain hingga jatuh bangun, lalu dilerai ABK lainnya hingga masalahnya selesai,” kata Adolof.

Ia mengaku mendapatkan laporan tersebut saat menghadiri acara resepsi HUT ke-74 RI bersama Danlanal Aru di Dobo.

Laporan ia dapatkan dari pemilik KM Mina Sejati di Dobo.

Baca juga: Satu Korban Pembantaian di KM Mina Sejati Akan Dirujuk ke Jakarta

Saat keributan terjadi ada 36 orang di atas kapal tersebut. Jumlah itu termasuk tiga orang pelaku pembantaian.

Dia mengatakan, dalam insiden tersebut, 11 orang selamat, dua ditemukan tewas dan 23 orang lainnya belum ditemukan, termasuk para pelaku.

Menurutnya untuk membantu pencarian 20 ABK dan tiga pelaku pembantaian yang belum ditemukan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak TNI AL dan juga PSDKP Pusat agar KM Mina Sejati dapat ditarik ke darat.

Baca juga: Fakta di Balik Pembantaian ABK di KM Mina Sejati, Pelaku Satu Keluarga hingga Belum Ditemukan

“Nanti kami koordinasi dengan Danlanal dan PSPDKP Pusat karena kami dapat informasi kapal itu tidak bisa langsung tenggelam, dia (kapal) masih bisa terapung 30 persen sehingga mungkin ada kapal yang dari Tual itu bisa tarik ke darat sehingga kita bisa cek apakah masih ada orang di kapal atau tidak, sehinga clear,” ungkap Adolof, saat dihubugi, Sabtu (24/8/2019).

(KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com