Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Desa Yakin Dokter Gigi di Sampang Madura Tak Terlibat Jaringan Terorisme

Kompas.com - 24/08/2019, 11:32 WIB
Ghinan Salman,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com — Kepala Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Jawa Timur, Martuli memastikan bahwa NH tidak termasuk jaringan terorisme.

Menurut dia, informasi yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa HS, terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror.

Dalam penaangkapan ini turut diamankan istri HS, yakni NH yang berprofesi sebagai dokter gigi di Puskesmas Batulenger.

"(Istri HS) ada di rumahnya waktu penggeledahan semalam (Kamis, 22/8/2019). Ada saya juga waktu penggeledahan di dalam," kata Martuli, Jumat (23/8/2019) malam.

"Kalau istrinya ndak kok (tidak ditangkap). Kenapa saya bilang tidak? Karena orangnya saya tahu kok, sehari-harinya dia bagaimana," ujar Martuli.

Baca juga: Profesi 3 Terduga Teroris Blitar Raya, dari Pengusaha Laundry hingga Penjaga Apotek

Ia pun menceritakan bahwa dirinya sudah mengenal NH sejak 2006. Saat itu, ia sudah bekerja di puskesmas, tetapi status kepegawaiannya masih sebagai pegawai tidak tetap (PTT).

Selama ini, kata Martuli, NH dikenal sebagai sosok perempuan yang baik dan suka bergaul dengan tetangga dan masyatakat. Terlebih lagi, NH adalah seorang dokter gigi dan sering berinteraksi dengan pasien di puskesmas.

Karena itu, ia meyakini NH sama sekali tidak terlibat dan tidak mengetahui rekam jejak suaminya yang diduga terlibat jaringan terorisme dan simpatisan ISIS.

"Sebenarnya kalau istrinya ini tidak. Saya kenal baik. Artinya bagus kok dia berbaur dengan masyarakat. Kebetulan rumahnya dekat dengan rumah orangtua saya, hanya berjarak 40 meter," tutur Martuli.

Baca juga: Kesaksian Kepala Desa soal Sosok Istri Terduga Teroris di Sampang Madura

Bahkan, saat penggeledahan ia sudah menjelaskan kepada dirinya dan tim Densus 88 bahwa NH memang betul-betul tidak mengetahui bila suaminya ternyata diduga simpatisan ISIS.

Di depan Martuli dan tim yang melakukan penggeledahan, NH juga sempat menangis dan kaget dengan peristiwa itu.

Menurut Martuli, NH dan HS telah dikaruniai dua anak. Anak pertama berada di pondok pesantren, sementara anak kedua tinggal bersama NH di rumah kontrakan mereka.

"Waktu itu kaget ke saya nangis dan minta tolong. Saya bilang, 'Iya dok, sampean kan sebelum saya jadi kalebun, saya tahu sampean,'" kata dia.

"Saya yakin ya baik dia (NH) dan enggak tahu kalau suaminya kayak gitu," ujar Martuli.

Sebelumnya, Bupati Sampang Slamet Junaidi mengakui Pemerintah Kabupaten Sampang kecolongan setelah Densus 88 Antiteror melakukan penggrebekan terhadap salah satu warga yang diduga terlibat jaringan ISIS di Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Jawa Timur, Kamis (22/8/2019).

"Ini kami kecolongan sebenarnya kalau memang betul-betul dia itu anggota ISIS. Kami kecolongan," kata Slamet dihubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (23/8/2019).

"Mereka bukan asli warga Sampang. Mereka pendatang. Ia (NH) itu berasal dari Jombang, sementara HS berasal dari Jawa Tengah," ujar Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com