Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RMY, Bocah yang Gemar Gigit Binatang hingga Mati, Jalani Pemeriksaan

Kompas.com - 23/08/2019, 11:59 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – RMY (11), bocah yang gemar menganiaya binatang dengan menggigit binatang hingga mati menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter spesialis saraf RSUD Sayang, Cianjur, Jawa Barat.

Plt Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Irfan Nur Fauzi menyebutkan, hasil diagnosa RMY menderita epilepsi.

Terkait perilakunya yang gemar menggigit binatang hingga mati diduga sebagai gangguan lanjutan dari penyakit epilepsi menahun yang dideritanya itu.

“Karena epilepsi biasanya disertai gangguan mental, mood dan emosional sehingga punya kecenderungan lebih reaktif terhadap lingkungan,” tutur Irfan kepada Kompas.com, Jumat (23/08/2019).

Baca juga: RMY, Bocah yang Gemar Gigit Binatang hingga Mati Akan Ditangani Serius

Karena itu, penanganannya harus dilakukan secara multi disiplin, tak hanya secara medis namun aspek psikososial juga penting agar perkembangannya tidak semakin memburuk di kemudian hari.

“Anak ini mood-nya cepat berubah, dengan masa perkembangannya saat ini tentu perlu dukungan yang luar biasa dari keluarga dan lingkungan sekitarnya,” kata Irfan.

Perlu dukungan keluarga dan lingkungan

Dengan demikian, selain penanganan medis yang berkelanjutan, keluarga dan masyarakat yang tinggal disekitar lingkungannya punya peran besar dalam membantu proses penyembuhan RMY.

“Selain penanganan medis untuk penyembuhan epilepsinya, terpenting juga aspek psikososialnya dari keluarga dan lingkungan sekitar, jangan sampai anak ini jadi tontonan bahkan jadi bahan candaan dan olokan,” ujarnya.

Baca juga: Fakta Bocah 11 Tahun yang Gemar Gigit Binatang, Sejak Usia 6 Tahun hingga Butuh Penanganan Serius

Irfan menyebutkan, RMY sendiri sebenarnya pernah ditangani dokter spesialis jiwa dan saraf dan petugas medis dari Puskesmas Sukaluyu.

“Dia pasien lama yang sering dilayani di pustu (puskesmas pembantu). Diagnosa awalnya juga dulu memang epilepsi dan pernah diberikan obat. Namun sepertinya tidak lanjut (minum obat),” ucapnya.

Suka gigit kodok, ular, sejak usia 6 tahun

Sebelumnya, RMY (11), bocah asal Kampung Condre RT 002/006, Desa Babakansari, Kec. Sukaluyu, Cianjur, Jawa Barat punya kebiasaan tak lazim. 

Ia kerap berburu binatang yang ada di sekitar rumahnya untuk diajak bermain hingga binatang itu mati dicekik atau digigitnya.

Selain kodok dan hewan peliharaan tetangga, ia juga pernah beberapa kali kedapatan sedang bermain-main dengan ular yang dicarinya di balik bebatuan dan di sawah hingga binatang melata itu mati.

Baca juga: Bocah 11 Tahun di Cianjur Ini Gemar Gigit Binatang hingga Mati

Jika dilarang atau ada orang yang berusaha mencegahnya, ia akan mengamuk dan malamnya mengalami kejang-kejang. 

RMY mulai melakukan kebiasaannya itu sejak usia enam tahun, namun pihak keluarga, sebagaimana dituturkan ibunya, Cucu (30) pasrah karena tak punya biaya untuk mengobati perilaku tak lazim anak keduanya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com