Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

39 Orang Jadi Tersangka Karhutla di Kalbar, Salah Satunya Bos Perusahaan Sawit

Kompas.com - 23/08/2019, 11:24 WIB
Hendra Cipta,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Penindakan hukum bagi pelaku kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat, telah menjerat 39 orang yang dituding sebagai aktor.

Dari 39 orang yang ditetapkan sebagai tersangka tersebut, satu orang diantaranya merupakan pimpinan di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit.

"Ini merupakan kerja keras kita dalam melakukan penegakkan hukum. Ada 39 orang tersangka, salah satunya dari korporasi kebun sawit," kata Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono, Kamis (22/8/2019).

Namun demikian, Didi enggan merinci lebih jauh, terkait identitas tersangka dan nama perusahaan yang diduga melakukan pembakaran hutan dan lahan.

"Asalnya (perusahaan) dari Kabupaten Sanggau. Nanti silakan tanya ke Pak Dirkrimsus," terangnya seraya berlalu.

Baca juga: Populasi Orangutan di Kalbar Kritis, Ini Penyebabnya

Enggan menyebut identitas

Kabar salah seorang pimpinan perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menjadi tersangka kasus karhutla memang telah beredar sejak beberapa hari yang lalu.

Namun, dari berbagai konfirmasi yang dilakukan, pihak kepolisian hanya membenarkan penetapan tersangka itu, tanpa merinci identitas tersangka dan nama perusahaannya.

Direktur Reserse Kriminal Khusu (Dirreskrimsus) Polda Kalbar, Kombes Pol Mahyudi Nazriansyah, saat dikonfirmasi ulang terkait arahan Kapolda tersebut, malah kembali mengarahkan untuk mengkonfirmasi ke Polres Sanggau dan Kabid Humas Polda Kalbar.

"Yang tangani Polres Sanggau, Mas, bisa tanyakan ke Kabid Humas, Mas," ucapnya melalui pesan singkat WhatsApp kepada Kompas.com.

Sementara itu, Kapolres Sanggau AKPB Imam Riadi, hanya membaca pesan WhatsApp yang dikirim dan enggan membalasnya.

Baca juga: Mahasiswa Papua di Kalbar Ajak Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Begitu juga dengan Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go.

Menurut dia, penanganan perkara karhutla di korporasi harus ditelusuri dari para pengurus. Hal itu supaya penyelidikan fokus kepada siapa yang paling bertanggung jawab dari masing-masing pejabat di dalam perusahaan.

"Untuk korporasi, tinggal siapa yang paling bertanggung jawab. (Tersangka) korporasi akan bertambah. Tunggu saja, biar sekalian," tutupnya.

Jaga nama baik perusahaan

Sementara itu, seperti diketahui, dari sejumlah lahan konsesi milik perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terbakar dan disegel Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHL), dua diantaranya berada di Kabupaten Sanggau, yakni PT MAS di Kecamatan Kembayan dan PT GKM di Kecamatan Sekayam.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat, Anton P Wijaya mengatakan, melindungi nama perusahaan agar tak terekspos di media massa merupakan salah satu cara bagaimana menjaga nama baik perusahaan.

Pasalnya, perusahaan memiliki korelasi dengan brand dan nama baik group besarnya, baik di level nasional maupun di level konsumen minyak sawit Eropa dan internasional.

"Karena semua tahu, posisi minyak sawit Indonesia di internasional itu sangat buruk. Terkait banyak pelanggaran dalam praktik kebun dan pengelolaan yang belum lestari," kata Anton.

Maka dari itu, perusahaan akan rela melakukan apa saja untuk menutupi persoalan-persoalan yang ada dalam praktik kebun mereka.

Baca juga: Karhutla Meluas di Ketapang, Gubernur Kalbar Minta Pelaku Pembakaran Ditindak Tegas

"Jangankan misalnya membayar aparat, merubah undang-undang dengan biaya besar pun mereka lakukan di Senayan," sebutnya.

Padahal sebenarnya sederhanan saja, jika produk minyak sawit Indonesia mau diterima dengan baik di pasar internasional, maka praktik kebun harus berkelanjutan, semua proses perizinan harus transparan, mengakui dan menghormati hak-hak masyarakat lokal, dan lain-lain.

"Terkait kebakaran, ya kita semua tahu konsesi adalah pelaku utamanya. tentu mereka tidak mau itu menjadi preseden buruk di dunia internasional," tutupnya.

Baca juga: Polisi Selidiki 6 Perusahaan dan Tangkap 30 Orang Terkait Karhutla di Kalbar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com