Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lengkap Penggembala dan 19 Kerbaunya Tewas Tersambar Petir

Kompas.com - 23/08/2019, 08:31 WIB
Oryza Pasaribu,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TAPANULI TENGAH, KOMPAS.com - Sinto Riono Habeahan (27), warga Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, tewas tersambar petir bersama 19 ekor kerbau peliharaanya.

Korban dimakamkan pada Rabu (21/8/2019). Proses pemakaman penggembala kerbau itu berlangsung khidmat dan disaksikan ratusan warga.

Kepala Urusan Humas Mapolres Tapanuli Tengah Iptu Rensa Sipahutar mengatakan, korban yang tewas akibat tersambar petir sudah dimakamkan tidak jauh dari tempat tinggal korban di Dusun II Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah.

"Pemakaman korban tersambar petir diantar ratusan warga dan disaksikan pihak keluarga, Bhabinkamtibmas, kepala desa serta masyarakat setempat," jelas Rensa kepada Kompas.com, Kamis (22/8/2019).

Baca juga: Penggembala Tewas Tersambar Petir Bersama 19 Kerbau Peliharaannya

Sinto Riono bersama 19 ekor kerbau tewas tersambar petir di Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Senin (19/8/2019) sore.

Saat itu, cuaca dalam keadaan hujan deras dan listrik padam. Ketika membuat api untuk mengusir nyamuk di kandangnya, petir tiba-tiba datang dan menyambar korban beserta ternak kerbau yang digembalanya. Akibatnya, korban dan 19 ekor kerbau yang digembalanya juga tewas seketika.

"Satu warga tewas seketika, begitu juga dengan 19 ekor kerbau yang berada di dalam kandang juga mati akibat disambar petir," kata Paur Humas Polres Tapanuli Tengah Iptu Rensa Sipahutar.

Dari informasi yang dikumpulkan, Sinto bukanlah pemilik semua kerbau tersebut. Dia hanya pengembala dan memelihara saja. Pemiliknya diketahui bernama Mikael Simbolon (56), warga yang sama.

"Itu bukan semua milik anak saya, dia hanya pengembala saja. Dan, pemiliknya saudara Mikael Tambunan," ujar Jupita Habeahan, orangtua korban.

Akibat bencana itu, kerufian ditaksir sekitar Rp 300 juta. Pemilik kerbau sudah mengikhlaskannya.

"Kalau kerbau yang mati itu masih bisa dicari gantinya dan dipelihara lagi. Tapi kalau anak saya ini tak akan kembali lagi," kata Jupita sedih.

Dikubur massal

Sementara itu, Paur Humas Tapanuli Tengah Inspektur Satu Rensa Sipahutar mengatakan, 19 ekor kerbau yang mati tersambar petir sudah dikuburkan secara massal dalam satu lubang di Desa Sawo yang tidak jauh dari lokasi kejadian di Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah.

"Sudah sore tadi, 19 kerbau yang mati karena disambar petir dikubur massal dalam satu lubang," katanya kepada Kompas.com, Selasa (20/8/2019) malam.

Baca juga: Gembala dan 19 Ekor Kerbau Tewas Tersambar Petir, Rugi Rp 300 Juta hingga Dikubur Massal

Untuk memudahkan proses penguburan, kata Rensa, 19 ekor kerbau diangkat menggunakan alat berat eksavator, lalu dipindahkan ke atas truk.

"Penguburan dilakukan menggunakan alat berat, disaksikan kepala desa, Bhabinkamtibmas, pemilik dan warga sekitar," ujar Rensa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com