Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Nelayan Pantai Sadeng di Tangan Tengkulak, Melaut hingga 10 Hari Tapi Tidak Dapat Apa-apa...

Kompas.com - 22/08/2019, 17:48 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Pihaknya sedang berupaya melengkapi peralatan didalam rumah, karena bantuan hanya berupa rumah saja.  Saat ini sudah berproduksi ikan pindang

Rumah pendinginan dapat membantu nelayan menjaga harga jual dan kualitas ikan yang ditangkap. Selama ini, lanjut dia, para nelayan banyak menjual ikan dalam kondisi segar.

Baca juga: Ini Cara Menteri Susi Hidupkan Kembali Industri Cold Storage

 

Di satu sisi, sistem penjualan ini baik karena ikan masih dalam kondisi bagus, tapi pada saat panen, nelayan tidak bisa berbuat banyak karena harga akan cenderung jatuh karena stok barang lebih banyak daripada permintaan.

"Kapasitas rumah pendinginan ini dapat berproduksi hingga lima ton sehari. Namun di tahap awal pengoperasian baru mencapai 800-900 kilogram.  sedang kerja sama dengan kelompok nelayan untuk menyediakan ikan layur dengan kapasitas lima ton setiap harinya," ucapnya.

Dikatakannya, saat ini pihaknya sedang berkomunikasi dengan beberapa pihak agar membuka potensi ekspor ikan layur langsung dari Sadeng.

Sehingga harga ikan diharapkan stabil dan menguntungkan nelayan. Para nelayan nantinya bisa menitipkan ikan segar per kilogramnya Rp 3.000 untuk dibuat membeku.   

Pembina Pengekspor Ikan DIY, Wahyu Purwanto mengatakan, keberadaan cold storage di Sadeng sangat bermanfaat bagi nelayan.

Dengan adanya rumah pendinginan diharapkan tidak mangkarak dan bisa digunakan nelayan untuk meningkatkan hasil melautnya. 

Pihaknya siap menyediakan pasar untuk hasil produksi ikan di Sadeng, salah satunya untuk di ekspor ke China.

"China butuh ikan layur dan potensi pasar ini bisa dimanfaatkan karena sekarang sedang musim panen. Yang paling penting, kualitas hasil tangkapan harus dijaga salah satunya melalui rumah pendinginan," katanya. 

Baca juga: Upaya KKP Perbaiki Nasib Nelayan Pantura...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com