"Ya, kami berikan sanksi kalau memang tidak sesuai dengan prosedur," katanya kepada media, Selasa (20/08).
Keributan di asrama mahasiswa Papua, Surabaya, ini dilatarbelakangi apa yang disebut para pejabat di Jawa Timur sebagai insiden "penurunan bendera Merah Putih" di lokasi itu.
Aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Papua berlanjut hingga Rabu (21/08). Kericuhan terjadi di Kabupaten Fakfak, Papua Barat yang diwarnai pembakaran Pasar Sentral Thumburuni dan kantor Dewan Adat setempat.
Sementara dari Timika, Kabupaten Mimika, pengunjuk rasa sempat melemparkan batu ke gedung DPRD.
Di lokasi lainnya, aksi solidaritas warga Papua juga terjadi di Sorong, Papua Barat.
Sejak pagi waktu setempat, para pengunjuk rasa menduduki kantor wali kota untuk menyerahkan sejumlah tuntutan kepada pemerintah setempat untuk dibawa ke Presiden Joko Widodo.
Salah satu pengunjuk rasa di Sorong, Alfo Reba mengatakan akan memberi waktu satu minggu bagi pemerintah untuk menindaklanjuti tuntutan para demonstran.
"Tuntutan dan aspirasi kami akan tetap dikawal, kami akan terus pressure, sampai aspirasi kami dijawab," kata mahasiswi STIKES Sorong ini.
Aksi unjuk rasa ini menyusul dugaan ujaran rasial disertai penangkapan puluhan mahasiswa Papua di Surabaya yang dilatarbelakangi dugaan pengrusakan bendera Merah Putih.
Aksi ini kemudian berlanjut ke Malang, Jawa Timur di mana saat itu puluhan mahasiwa Papua terlibat bentrok dengan sekelompok warga.
Atas insiden ini para pejabat di Jawa Timur dan Presiden Jokowi telah menyampaikan permohonan maaf melalui media massa.
"Memaafkan itu lebih baik, sabar itu juga lebih baik. Yakinlah pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan 'pace-mace', mama-mama yang ada di Papua dan Papua Barat," kata Presiden Jokowi, Senin (19/8/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.