Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Bocah 11 Tahun yang Gemar Gigit Binatang, Sejak Usia 6 Tahun hingga Butuh Penanganan Serius

Kompas.com - 22/08/2019, 11:48 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seorang bocah bernama RMY (11), asal Cianjur, Jawa Barat mempunyai kebiasaan tak lazim seperti kebanyakan anak seusianya.

Ia kerap berburu binatang yang ada di sekitar rumahnya untuk diajak bermain hingga binatang itu mati dicekik atau digigitnya.

Selain kodok, anak ayam, bebek dan kucing, ia juga pernah beberapa kali kedapatan sedang bermain-main dengan seekor ular yang ditemukannya di sawah sampai ular itu mati.

Adanya kebiasaan warganya tersebut, perangkat Desa Babakansari bersama Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat medantangi kediaman tersebut untuk melihat langsung kondisi RMY.

Berikut fakta bocah gemar gigit binatang hingga mati:

1. Sejak enam tahun

Perangkat desa dan kecamatan setempat memantau aktivitas RMY (11), bocah asal Kampung Condre, Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang punya perilaku tak lazim dalam memperlakukan binatang.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Perangkat desa dan kecamatan setempat memantau aktivitas RMY (11), bocah asal Kampung Condre, Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang punya perilaku tak lazim dalam memperlakukan binatang.

Cucu ibu kandung RMY mengatakan, kebiasaan anaknya menganiayaan binatang mulai terlihat sejak berusia enam tahun.

Cucu mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya, sebab sudah beberapa kali berobat, namun bukannya sembuh melah perilakunya semakin menjadi-jadi.

“Kalau sudah main sama kodok itu sampai ditarik badannya, sampai putus. Kalau sudah mati cari (binatang) yang lain, begitu saja terus sampai bosan,” ujarnya.

Baca juga: Bocah 11 Tahun di Cianjur Ini Gemar Gigit Binatang hingga Mati

2. Tetangga sempat kehilangan hewan peliharaan

Ilustrasi hewan peliharaanshutterstock Ilustrasi hewan peliharaan

Beberapa tetangga bahkan sempat kehilangan anak ayam, anak bebek dan kucing peliharaan. Belakang ternyata mati akibat dicekik dan dibanting oleh anaknya.

Karena itu, Cucu sering merasa bersalah atas perilaku anaknya itu jika ada tetangga menanyakan keberadaan hewan peliharaannya.

“Padahal, dulu waktu lahiran normal, tidak ada gejala apa-apa. Saya juga tidak tahu kenapa anak saya bisa seperti ini,” ucap dia.

Baca juga: Seorang Pria dan 19 Kerbau Tewas Tersambar Petir, Begini Ceritanya

3. Tidak ada keluhan dari warga

Ilustrasi warga asing di Jepang.Thinkstock Ilustrasi warga asing di Jepang.

Kepala Desa Babakansari, Junaedi membenarkan jika ada salah seorang warganya yang memiliki perilaku tak lazim tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com