Dalam kesaksian taruna ATKP lainnya, sewaktu mendapati Aldama sekarat, mereka diberitahu oleh Rusdi bahwa Aldama telah jatuh di kamar mandi.
Seperti Haryono, salah satu taruna tingkat II ATKP hanya diberi tahu oleh Rusdi jika Aldama terjatuh dari kamar mandi.
"Saya menolong setelah Rusdi minta bantuan saya ke sana. Waktu menolong masih bernapas. Posisinya sedang disandarkan sama Rusdi," ujarnya.
Pengakuan Rusdi yang mengatakan bahwa Aldama terjatuh di kamar mandi sempat dipercaya oleh seluruh penghuni kampus ATKP.
Sewaktu dibawa ke barak 8, seorang taruna junior Cesar Dimas juga diperintah Rusdi untuk mengatakan bahwa Aldama tak sadarkan diri karena terjatuh di kamar mandi.
Dimas mengaku mengatakan itu sebelum Aldama dibawa ke rumah sakit.
"Saya disuruh mengaku sama Rusdi kalau Aldama jatuh dari toilet," katanya.
Baca juga: Diduga, Taruna ATKP Disiksa Makan Sabun dan Dianiaya di Dalam Kampus
4. Pihak kampus menutupi kasus penganiayaan yang dilakukan Rusdi
Dalam persidangan kasus ini, ayah Aldama Putra Pongkala, Daniel Pongkala menyebutkan awalnya pihak kampus ATKP Makassar menutup-nutupi penyebab kematian anaknya.
Kala itu, ketika tiba di Rumah Sakit Sayang Rakyat untuk melihat jasad anaknya, ia menemukan banyak kejanggalan di tubuh anaknya.
Hal ini berbeda dengan keterangan pihak kampus ATKP Makassar yang menyebutkan bahwa Aldama meninggal dunia karena terjatuh di kamar mandi.
"Dari kasat mata saya, saya lihat luka-lukanya itu bukan jatuh di kamar mandi. Itu adalah penganiayaan karena memar-memar semua badannya. Apalagi dia masih muda," kata Daniel saat diwawancara di Pengadilan Negeri Makassar, Kamis (4/7/2019).
Hal inilah yang kemudian membuat Daniel berani melaporkan kematian anaknya ke kepolisian.
Hingga pada akhirnya, polisi pun menemukan sebuah kejanggalan dari kematian taruna tingkat 1 ATKP tersebut.
Baca juga: Buntut Kematian Taruna, Direktur ATKP Makassar Dinonaktifkan
5. Terdakwa Rusdi minta maaf kepada orangtua Aldama Putra Pongkala
Pemandangan ini bermula ketika Ketua Majelis Hakim Suratno di ruang Pengadilan Negeri Makassar, Rabu (10/7/2019) memanggil ayah dan ibu Aldama, Daniel Pongkala dan Mariati.
Saat persidangan, Suratno menanyakan keduanya apakah bersedia memaafkan Rusdi. Keduanya pun memaafkan.
Mendengar hal itu, Rusdi bersujud di depan Mariati sambil meneteskan air mata. Begitu pun dengan Mariati yang juga tak kuasa menahan air matanya hingga menangis di ruang persidangan.
Rusdi mengaku sangat menyesali perbuatannya menganiaya Aldama pada Februari lalu.
"Saya sangat menyesal telah melakukan perbuatan itu. Saya tidak akan mengulangi perbuatan yang sama," kata Rusdi, Rabu.
Baca juga: 4 Fakta Sidang Pembunuhan Taruna ATKP, Sujud di Depan Ibu Korban hingga Pemukulan Dianggap Biasa
6. Pemukulan sudah biasa di kampus ATKP Makassar