Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Tahun Merdeka, Kapan Kami Tak Minum Air Asin Lagi…

Kompas.com - 21/08/2019, 16:43 WIB
Masriadi ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – Dua warga sedang mengisi air ke dalam jeriken di Desa Matang Jurong, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, Rabu (21/8/2019). Air itu diambil dari air parit.

Jeriken itu berjejer. Diletakan di atas becak motor. Sebagian warga mengambil air dengan menggunakan sepeda motor dan sepeda. Itu sumber air bersih. Air asin.

Sangat miris nasib warga Gampong Matang Jurong, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. Mereka sudah bertahun-tahun menggunakan air asin untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk mandi, mencuci pakaian dan sebagainya.

“Terpaksa ambil air di sini. Ini lebih jernih, walau tetap asin. Kalau ambil dari air sumur, itu kuning harus disaring,” kata Muhammad, seorang warga yang sedang mengambil air.

Baca juga: Bikin Heboh, Air Bersih Tiba-tiba Muncul dari Lahan Gersang di Gunungkidul

Tangannya cekatan mengambil air. Usai pulang dari tambak, tugasnya mengambil air untuk kebutuhan cuci, mandi dan toilet. Sedangkan untuk minum, terpaksa membeli air isi ulang seharga Rp 4.000 per jeriken.

“Kapan kami tak konsumsi air asin lagi? Sudah berpuluh-puluh tahun negeri ini merdeka, soal air besih, kami tidak ada yang berubah. Selalu gunakan air asin,” kata Muhammad.

Hal senada disebutkan Kepala Desa Matang Jurong, Basri mengaku tidak tersedianya air tawar dan bersih di desa itu terjadi sejak puluhan tahun lalu. Desa itu dikelilingi tambak ikan. Berada di pesisir pantai.

“Sejak desa ini ada, kondisi air bersih sudah begitu. Repot memang. Terus kami mau bagaimana lagi,” katanya.

Berkali-kali warga menggali sumur namun selalu mendapat air asin. Tidak ada air tawar.

Baca juga: 18 Kecamatan di Cianjur Krisis Air Bersih, BPBD Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan

 

Air Sungai

Sekretaris Desa Matang Jurong, Hamdani, menyebutkan jika musim tanam tiba, mereka dapat berkah sendiri dari air irigasi. Sumber airnya dari sungai di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara.

“Di musim tanam kita merasa merdeka, karena air irigasi tawar dan bisa diambil. Setelah musim tanam selesai, maka air asin menjadi utama lagi untuk mandi dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Hanya masak dan minum saja beli,” katanya.

Persoalan air bersih menjadi kendala utama bagi 83 kepala keluarga atau 300 jiwa di desa itu. Padahal, di desa itu sudah dibangun pipa air bersih. Namun airnya belum tersedia.

“Kami harap air bersih saja dibantu. Janganlah hingga Indonesia merdeka ratusan tahun nanti kami masih gunakan air asin,” kata Basri.

Baca juga: 12 Rumah di Aceh Utara Rusak Dihantam Puting Beliung

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Cipta Karya, Aceh Utara, Razali mengaku pipa air bersih desa itu memang sudah selesai dikerjakan. Namun, operasional pipa itu dibawah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mon Pase.

“Kami hanya bangun pipanya saja. Kalau operasional dan distribusi air bersihnya itu kewenangan PDAM,” terang Razali.

Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Mon Pase, Zainuddin Rasyid, dihubungi per telepon mengalihkan panggilan masuk. Pesang singkat yang dikirimkan juga belum dijawab hingga berita ini ditayangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com