Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Percaya Air yang Tiba-tiba Muncul di Gunungkidul Bawa Kesembuhan

Kompas.com - 21/08/2019, 14:10 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Air yang muncul di lahan pertanian tandus di Padukuhan Widoro Lor, Desa Bendung (sebelumnya Benduangan), Kecamatan Semin, Gunungkidul, Yogyakarta, dipercaya masyarakat sekitar dapat membawa kesembuhan.

Hal itu membuat warga berbondong-bondong membawa pulang air itu. Selain itu, warga juga merasakan rasa manis dari air yang tiba-tiba muncul di lahan kering milik warga tersebut.

"Airnya rasanya ada manis-manisnya," kata Suratman salah seorang warga yang mendatangi lokasi, Rabu (21/8/2019)

Baca juga: Bikin Heboh, Air Bersih Tiba-tiba Muncul dari Lahan Gersang di Gunungkidul

Rasa segar ini karena langsung berasal dari sumber air. Bahkan dari beberapa cerita warga yang sudah memasak air, tidak ditemukan zat kapur.

"Berbeda rasanya dan lebih segar dari pada air mineral," ujarnya. 

Warga lainnya, Sulami mengatakan, membawa pulang air bersih langsung dari sumber air untuk minum saudaranya yang sedang sakit asam lambung.

"Kemarin sudah bawa pulang, dan kondisinya lebih baik. Ini bawa lagi semoga cepat sembuh," katanya. 

Baca juga: Massa Lempar Batu ke Arah Wali Kota Sorong, Polisi Lepaskan Gas Air Mata

Pemilik sumur, Suyadi mengatakan, pembuatan sumur bor ini sudah menjadi mimpinya sejak dua tahun lalu.

Sebab, di sekitar lahan pertanian miliknya tidak ada sumur, sehingga para petani hanya bisa menanam saat musim penghujan.

Saat musim kemarau, mereka memanfaatkan sumber air dari sungai yang hanya bertahan beberapa pekan.

"Saya melihat desa sebelah memiliki sumur bor, sedangkan di daerah saya belum ada sumur bor. Saya berdoa agar bisa membuat sumur bor. Alhamdulillah sumur sudah ada bahkan sampai menyembur. Semoga bisa dimanfaatkan untuk masyarakat dan lahan pertanian," ujarnya.

"Belum tau ke depan mau seperti apa, apa mau dibuat saluran air atau bagaimana. Semoga airnya tetap mengalir seperti ini, karena di sini tidak ada sumber air," ucapnya. 

Dikatakannya, lahan pertanian di lokasi tersebut biasanya ditanami berbagai jenis sayuran seperti terong, jagung, dan tumbuhan palawija.

Paidi, warga lainnya mengaku sudah mencoba semalaman menyedot air ke lahan pertaniannya yang berjarak sekitar 60 meter.

"Saya sudah mencoba menyedot pakai mesin dari malam hingga pagi, airnya tidak habis," ucapnya.

Saat ini dirinya membuat saluran air ke ladang menggunakan pipa dan selang, dengan harapan bisa dimanfaatkan untuk menanam cabai saat musim kemarau. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com