Paidi menambahkan, debit air yang keluar cukup stabil. Hal itu terbukti dari sejak beberapa hari terakhir dirinya menyedot menggunakan pompa air semalaman tidak berkurang sumber airnya.
"Air ini sudah disedot hingga jarak 300 meter. Itu saja pakai satu diesel, kalau menggunakan dua diesel saya rasa masih mampu," ucapnya.
Bersama kakaknya, Paidi membuat sumur bor menghabiskan uang Rp 5 juta. Nantinya diharapkan bisa mencukupi kebutuhan air pertanian di sekitarnya sehingga para petani bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Ilmiatun, warga sekitar, mengaku bersyukur akhirnya ada air bersih di sekitar lahan pertaniannya. Dia berharap air ini bisa terus mengalir.
"Semoga lahan pertanian di sini bisa ditanami setiap tahun," ucapnya.
Dia dan sang suami pun menyiapkan lahan pertanian yang akan ditanami palawija dalam waktu dekat. Ilmiatun beruntung karena sumber air tepat berada di atas lahan pertaniannya sehingga air mengalir deras.
Kehebohan warga ini muncul setelah sejak beberapa hari terakhir, media sosial di Yogyakarta diramaikan pembicaraan tentang muculnya air yang keluar dari lahan pertanian.
Salah satunya, unggahan di akun instagram @ceritagunungkidul yang direspons ribuan orang. Lahan tandus dan tanahnya sudah retak-retak ini seolah muncul oase baru setelah kemunculan sumber mata air ini sejak senin (19/8/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.