Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luka Cukup Dalam, Dua Anggota Polisi yang Terbakar Butuh Tambahan Kulit hingga Operasi

Kompas.com - 21/08/2019, 11:08 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Bripda Yudi Muslim dan Bripda FA Simbolon, dua anggota kepolisian yang terbakar saat mengawal aksi demo mahasiswa di Cianjur, kini dalam perawatan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Dokter RSHS Hardisiswo Soedjana mengatakan, dua anggota Polres Cianjur ini datang ke RSHS dengan luka bakar 13,5 persen untuk korban Bripda Yudi Muslim dan 6,5 persen untuk Bripda FA Simbolon.

Mengingat luka bakar yang diderita cukup dalam, maka tidak menutup kemungkinan untuk proses penyembuhannya membutuhkan tambahan kulit hingga penanganan operasi. 

"Muhamad Yudi, 13,5 persen, (luka) leher dan tangan kanan, dengan derajat kedalaman antara agak dalam 2b. Artinya mungkin membutuhkan tambahan kulit," kata Hardi di RSHS Bandung (21/8/2019).

Baca juga: Siswa SMK yang Beri Minum Polisi Terbakar Bercita-cita Ingin Jadi Polisi

"Yang satu lagi 6,5 persen kena leher juga sebagian di dada dan lengan atas kanan. Masalahnya adalah dalam luka bakarnya jadi memerlukan tindakan operasi untuk penyembuhan," tambahnya.

Menurutnya, karena luka bakar yang cukup dalam maka penyembuhan pasien membutuhkan waktu yang cukup lama. 

"Karena dalam itu ada ancaman infeksi perlu perawatan agak lama dalam waktu seminggu hingga 10 hari dia akan sembuh spontan dan tumbuh kulit baru," ujarnya.

Luka bakar itu pun bisa saja sembuh sendiri hanya saja akan tumbuh jaringan parut yang bolak balik.

"Ini akan menimbulkan menarik leher, bisa tidak bebas bergerak sehingga memerlukan penanganan dua kali operasi," tuturnya.

Baca juga: Kapolda Jabar Beri Penghargaan untuk Siswa SMK yang Beri Minum Polisi Terbakar

Pada Kamis (22/8/2019), Hardi akan melihat kondisi umum dari kedua pasiennya itu.

"Keadaan luka yang cukup dalam, perlu dibersihkan dengan general anastesi atau bius umum. Bagian tangan dalam, wajahnya Pak Yudi sebagian dalam, tapi waktu diperiksa tidak ada trauma," jelasnya.

Proses penambalan jaringan kulit mati membutuhkan tambahan kulit yang akan diambil tim dokter dari bagian tubuh pasien.

"Proses penambalan nanti disisit jaringan matinya, dibuang lalu kita ambil dari paha untuk leher. Sekarang, sebagian luka udah kering dan ada yang sudah jadi kulit. Kita cegah jangan pindah ke yang lain jadi lebih dalam. Dengan perawatan luka dan gizi yang baik juga," katanya.

"Yang satu lagi lebih baik karena tidak terlalu luas, di tangan enggak ada. Yang satu itu karena di tangan dan leher agak dalam," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com