Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Damai di Tanah Papua, Tangkal Hoaks dan Lawan Rasisme

Kompas.com - 21/08/2019, 08:32 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

“Kami berharap pemerintah pusat melalui Kapolri dan aparat keamanan lainnya menindaklanjuti masalah ini, terutama penyebar berita hoaks,” kata Ketua Komunitas Mahasiswa Unsri Viktor Anam, di Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (20/8/2019).

Baca juga: Risma Akan Bantu Renovasi Pembangunan Asrama Papua di Surabaya

Seperti diketahui, hingga saat ini polisi terus mengusut kasus pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya.

Pelaku penyebar hoaks dan akun-akun yang berisi konten provokatif, juga terus dilacak aparat kepolisian.

"Sementara dari Direktorat Siber Bareskrim bilang masih profiling satu akun yang Youtube dan FB. FB bukan hanya 1, tapi beberapa yang nyoba untuk viralkan narasi-narasi maupun video provokatif. Kemudian ada akun Instagram yang didalami," ujar Dedi.

Menurut Dedi, konten-konten tersebut berisi berita bohong atau hoaks terkait penangkapan 43 mahasiswa Papua di Surabaya. Salah satu hoaks tersebut mengungkapkan bahwa ada mahasiswa yang meninggal.

Dedi menambahkan, konten yang dibangun di media sosial dan tersebar di antara warga Papua, dapat membangun opini bahwa peristiwa penangkapan mahasiswa Papua adalah bentuk diskriminasi.

Sumber: KOMPAS.com (Devina Halim, Amriza Nursatria, Ihsanuddin, Achmad Faizal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com