Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Mahasiswa Papua Minta Penyebar Hoaks Ditangkap | Pria dan 19 Kerbau Tewas Tersambar Petir

Kompas.com - 21/08/2019, 05:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Komunitas Mahasiswa Universitas Sriwijaya mendesak pemerintah pusat dan Polri mengusut oknum yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di Papua dan Papua barat.

Sementara itu di Tapanuli Tengah, seorang pria tewas karena tersambar petir, begitu juga 19 ekor ternaknya yang ada di dalam kandang. Pria tersebut tewas saat membuat perapian di dalam kandang.

Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Mahasiswa Papua minta penyebar hoaks ditangkap

Viktor Aanam, Ketua Komunitas Mahasiswa Papua Sumatera SelatanKOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG Viktor Aanam, Ketua Komunitas Mahasiswa Papua Sumatera Selatan
Komunitas Mahasiswa Universitas Sriwijaya mendesak pemerintah pusat dan Polri mengusut oknum penyebar hoaks yang memicu terjadinya kerusuhan di Papua dan Papua barat.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komunitas Mahasiswa Unsri Viktor Anam.

“Kami berharap pemerintah pusat melalui Kapolri dan aparat keamanan lainnya menindaklanjuti masalah ini, terutama penyebar berita hoaks,” kata mahasisiwa semester VI bidang studi Ekonomi Pembagunan tersebut di Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (20/8/2019).

Ia mengatakan apa yang terjadi di Papua tidak mempengaruhi aktivitas mereka di asrama mahasiswa Kampus Unsri Indralaya.

Baca juga: Mahasiswa Papua Minta Penyebar Hoaks Penyebab Kerusuhan Ditangkap

 

2. Lukas Enembe minta jangan sederhanakan masalah Papua

Gubernur Papua Lukas Enembe. KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Gubernur Papua Lukas Enembe.
Gubernur Papua Lukas Enembe menegaskan bila masalah rasisme terhadap masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan dengan hanya meminta maaf.

Ia meminta ada penanganan yang serius bagi para pelaku rasisme, yang dalam konteks ini adalah oknum-oknum yang meneriaki para mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, dengan panggilan rasis.

"Tidak bisa disederhanakan, menyelesaikan masalah Papua bukan seperti itu. Masalah Papua sudah rumit, rasisme itu terjadi bertahun-tahun kepada mahasiswa Papua di Jawa," ujar Enembe usai melantik 11 pejabat di Lingkungan pemprov Papua, di Jayapura, Selasa 920/08/2019).

Ia juga menyayangkan pernyataan presiden yang tidak tegas dan belum dapat mengobati hati masyarakat Papua yang sedang terluka.

"Presiden hari itu (harus) perintahkan orang-orangnya tangkap, itu baru benar. Tangkap mereka, ini bukan (masalah) baru, ini sudah lama, rasisme terhadap pemain sepak bola juga Baca juga: Gubernur Lukas Enembe: Jangan Sederhanakan Masalah Papuaterjadi" katanya.

 

3. Pria dan 19 kerbau tewas tersambar petir

Sebanyak 19 ekor kerbau yang mati akibat disambar petir diangkat menggunakan alat berat dan dikubur dalam satu lubang di Desa Sawo Lamo yang tidak jauh dari lokasi kejadian di Desa Uratan, Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Selasa (20/8//2019) sore.KOMPAS.COM/DOK.POLRES TAPANULI TENGAH Sebanyak 19 ekor kerbau yang mati akibat disambar petir diangkat menggunakan alat berat dan dikubur dalam satu lubang di Desa Sawo Lamo yang tidak jauh dari lokasi kejadian di Desa Uratan, Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Selasa (20/8//2019) sore.
Seorang pria tewas, begitu juga dengan 19 ekor ternak kerbau akibat tersambar petir di Dusun II, Desa Urutan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Senin (19/8/2019).

Kapolres Tapteng AKBP Sukamat mengatakan, korban bernama Sintor Habeyahan (23), seorang penggembala. Kejadian terjadi pada pukul 19.00 WIB.

Korban saat itu sedang menghidupkan perapian untuk mengusir nyamuk di kandang kerbau, tepatnya di samping rumah korban.

Tiba-tiba datang petir menyambarnya. Seketika, korban dan 19 kerbau tewas di tempat.

"Korban diserahkan kepada keluarganya. Sedangkan 19 kerbau itu rencananya akan dikuburkan secara massal menggunakan alat berat," kata Sukamat, kepada Kompas.com, Selasa (20/8/2019).

Baca juga: Seorang Pria dan 19 Kerbau Tewas Tersambar Petir, Begini Ceritanya

 

4. 15 ABK KM Mina Sejati "menghilang"

Sejumlah  ABK KM Mina yang dievakuasi dengan KRI Teluk Lada tiba  di Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru, Selasa (20/8/2019)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Sejumlah ABK KM Mina yang dievakuasi dengan KRI Teluk Lada tiba di Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru, Selasa (20/8/2019)
Setelah lebih dari 24 jam melakukan upaya pemantauan dan pengawasan terhadap KM Mina Sejati, pasukan TNI AL yang ditugaskan untuk menyelamatkan sebanyak 15 korban perkelahian antara sesama ABK akhirnya berhasil masuk ke dalam kapal tersebut, Senin (19/8/2019).

Personel TNI AL kemudian langsung mengeledah dan memeriksa seluruh bagian kapal, untuk menyelamatkan belasan ABK yang terlibat aksi perkelahian di atas kapal tersebut.

Sayangnya, saat digeledah, mereka tidak menemukan satu pun ABK yang berada di dalam kapal tersebut.

“Jadi tidak ada (ABK) satu pun di atas kapal saat penggeledahan dilakukan,” kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL, Laksamana Pertama Mohamad Zaenal kepada Kompas.com saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Senin malam.

Semula Zaenal memastikan bahwa kapal ikan tersebut mengangkut sebanyak 36 orang ABK dan juga nakhoda.

Saat insiden perkelahian itu terjadi, 13 ABK memilih menceburkan diri ke laut untuk menyelamatkan diri, namun naas, dua ABK dinyatakan tewas setelah tenggelam.

Baca juga: 15 ABK KM Mina Sejati Menghilang Secara Misterius, Begini Tanggapan TNI AL

 

5. Pembunuh satu keluarga di Lampung ditangkap

Rumah keluarga korban yang diduga pembantaian di Kabupaten Serang, Banten dipasang garis polisi, Selasa (13/8/2019).KOMPAS.com/Acep Nazmudin Rumah keluarga korban yang diduga pembantaian di Kabupaten Serang, Banten dipasang garis polisi, Selasa (13/8/2019).
Sosok pembunuh satu keluarga di Kampung Gegenang, Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang, Banten berhasil ditangkap.

Pihak polisi menangkap pelaku di lokasi pelariannya di Lampung, Senin (19/8/2019) malam.

Kapolres Serang Kota AKBP Firman Affandi mengatakan pelaku yang ditangkap satu orang berinisial S.

"Hanya satu orang, mudah-mudahan tidak ada tersangka lain," kata dia.

Firman mengatakan, pelaku merupakan salah satu rekan kerja korban yang tengah menggarap lahan kosong yang lokasinya tidak jauh dari TKP pembunuhan.

"Dia yang kerja di lahan korban, lagi ngurug tanah, bukan rekan kerja pabrik. Untuk motifnya nanti kita tanya yang bersangkutan," kata dia.

Baca juga: Pembunuh Satu Keluarga di Serang Ditangkap di Lampung

SUMBER: KOMPAS.com (Amriza Nursatria, Dhias Suwandi, Dewantoro, Rahmat Rahman Patty, Acep Nazmudin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com