KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Toti Karnavian mengatakan, terduga teroris berinisial IM melakukan aksi teroris atas kehendak sendiri atau self radicalism.
Pelaku IM, warga Sumenep, juga ditengarai terkait dengan aksi bom gereja di Surabaya setahun lalu.
Kapolri pun sudah memerintahkan Tim Densus 88 Antiteror untuk segera melacak jaringan IM. Sementara itu, polisi akan membantu kebutuhan ekonomi keluarg IM, yang setiap harinya bekerja sebagai penjual sempol dan makaroni.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Dalam kesempatan itu, Tito juga menjelaskan, IM melakukan aksi atas kehendak sendiri alias self radicalism. Dirinya secara otodidak belajar pemahakam radikal dari internet atau perseorangan.
"Dia belajar sendiri dari secara online melalui internet dan belajar melalui orang-per orang," kata Kapolri seusai mengunjungi korban serangan terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019).
Kapolri menambahkan, IM juga terkait dengan pelaku pengeboman gereja di Surabaya satu tahun lalu.
"Dia masih punya keterkaitan dengan pelaku bom gereja di Surabaya tahun lalu," ujarnya.
Baca juga: Belajar dari Internet, Kapolri Sebut Penyerang Polsek Wonokromo "Self Radicalism"
Polisi berkomitmen akan membantu kebutuhan hidup istri dan empat anak IM (30), pasca-penangkapan IM.
Seperti diketahui, polisi juga berupaya melakukan upaya deradikalisasi kepada keluarga IM.
"Pelaku punya seorang istri dan empat anak, salah satunya penghafal Al-Quran. Nanti kami akan bantu kebutuhannya," ujar Tito usai mengunjungi korban serangan terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019).
Saat ini, istri dan anak IM langsung diamankan polisi usai peristiwa penyerangan di Mapolsek Wonokromo Surabaya, Sabtu (17/8/2019) malam.
Sementara itu, warga sekitar mengenal IM dengan nama Ali yang setiap hari berjualan sempol dan makaroni.
"Pak Ali biasa berjualan jajanan sempol dan makaroni. Biasanya dititipkan ke warung-warung," kata Ainul Arif, Ketua RT 03/RW 02, Sidosermo, Kecamatan Wonokromo.
Baca juga: Polri Bantu Kebutuhan Hidup Keluarga Terduga Teroris Penyerang Polsek Wonokromo
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, tiga anggota polisi korban serangan terduga teroris mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Mereka adalah Aiptu Agus Sumarsono, Aipda Heru Prasetyo dan Briptu Febian Lasadewa Kuncoro. Pangkat Agus menjadi Ipda, Heru menjadi Aiptu dan Febian menjadi Brigadir (Pol).
"Nomor satu (Ipda Agus Sumarsono) dan tiga (Brigpol Febian Lasadewa Kuncoro) adalah anggota Polri yang terluka dan nomor 2 (Aiptu Heru Prasetyo) dan tiga yang berhasil melumpuhkan," ujarnya.
Baca juga: Tiga Polisi Polsek Wonokromo Mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan, penjagaan di seluruh kantor kepolisian sektor (Polsek) di Surabaya, Jawa Timur, diperketat.
Namun, Barung menjelaskan, pelayanan kepada masyarakat masih berlangsung normal.
"Mohon maaf kepada masyarakat jika ada pemeriksaan saat masuk ke kantor polisi. Ini untuk antisipasi pengembangan aksi teror susulan," katanya Minggu (18/8/2019).
Baca juga: Pengamanan Polsek di Surabaya Diperketat Pasca Penyerangan di Wonokromo
Aksi IM terekam kamera CCTV di Polsek Wonokromo, Surabaya. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menjelaskan, pelaku masuk ke ruangan yang digunakan untuk melapor.
"Ada orang tidak dikenal yang melapor ke Polsek. Dia melapor dan diterima dengan baik," katanya, Sabtu (17/8/2019) seperti dikutip dari TribunJatim.
Setelah memasuk ruangan, tiba-tiba pelaku mengeluarkan celurit dari dalam tas dan melompat menyerang Aiptu Agus yang saat itu sedang bertugas.
Aiptu Agus pun mengalami luka di di bagian tangan, pipi sebelah kanan, dan kepala sebelah belakang.
"Luka di bagian tangan, pipi sebelah kanan dan kepala sebelah belakang," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Sabtu (17/8/2019).
Baca juga: Penyerangan Polisi di Wonokromo, Kapolri Akan Tindak Tegas Siapa Pun yang Terlibat
Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Devina Halim)/ Tribunnews (Daryono. Sinatria)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.