Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Teror Polsek Wonokromo, Terekam CCTV hingga Terkait Bom Gereja Surabaya

Kompas.com - 20/08/2019, 14:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Toti Karnavian mengatakan, terduga teroris berinisial IM melakukan aksi teroris atas kehendak sendiri atau self radicalism.

Pelaku IM, warga Sumenep, juga ditengarai terkait dengan aksi bom gereja di Surabaya setahun lalu.

Kapolri pun sudah memerintahkan Tim Densus 88 Antiteror untuk segera melacak jaringan IM. Sementara itu, polisi akan membantu kebutuhan ekonomi keluarg IM, yang setiap harinya bekerja sebagai penjual sempol dan makaroni. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Terduga teroris IM beraksi atas kehendak sendiri atau self radicalism

Polisi menggeledah rumah terduga teroris penyerang Polsek Wonokromo Surabaya, Sabtu (27/8/2019) malamKOMPAS.COM/A. FAIZAL Polisi menggeledah rumah terduga teroris penyerang Polsek Wonokromo Surabaya, Sabtu (27/8/2019) malam

Dalam kesempatan itu, Tito juga menjelaskan, IM melakukan aksi atas kehendak sendiri alias self radicalism. Dirinya secara otodidak belajar pemahakam radikal dari internet atau perseorangan.

"Dia belajar sendiri dari secara online melalui internet dan belajar melalui orang-per orang," kata Kapolri seusai mengunjungi korban serangan terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019).

Kapolri menambahkan, IM juga terkait dengan pelaku pengeboman gereja di Surabaya satu tahun lalu.

"Dia masih punya keterkaitan dengan pelaku bom gereja di Surabaya tahun lalu," ujarnya.

Baca juga: Belajar dari Internet, Kapolri Sebut Penyerang Polsek Wonokromo "Self Radicalism"

2. Polisi bantu ekonomi keluarga IM

Kamar kost terduga teroris penyerang Polsek Wonokromo disegel polisi, Sabtu (17/8/2019) malamKOMPAS.COM/A. FAIZAL Kamar kost terduga teroris penyerang Polsek Wonokromo disegel polisi, Sabtu (17/8/2019) malam

Polisi berkomitmen akan membantu kebutuhan hidup istri dan empat anak IM (30), pasca-penangkapan IM.

Seperti diketahui, polisi juga berupaya melakukan upaya deradikalisasi kepada keluarga IM.

"Pelaku punya seorang istri dan empat anak, salah satunya penghafal Al-Quran. Nanti kami akan bantu kebutuhannya," ujar Tito usai mengunjungi korban serangan terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019).

Saat ini, istri dan anak IM langsung diamankan polisi usai peristiwa penyerangan di Mapolsek Wonokromo Surabaya, Sabtu (17/8/2019) malam.

Sementara itu, warga sekitar mengenal IM dengan nama Ali yang setiap hari berjualan sempol dan makaroni.

"Pak Ali biasa berjualan jajanan sempol dan makaroni. Biasanya dititipkan ke warung-warung," kata Ainul Arif, Ketua RT 03/RW 02, Sidosermo, Kecamatan Wonokromo.

Baca juga: Polri Bantu Kebutuhan Hidup Keluarga Terduga Teroris Penyerang Polsek Wonokromo

3. Mendapat kenaikan pangkat luar biasa

Kapolri Tito Karnavian di RS Bhanyangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019)KOMPAS.COM/A. FAIZAL Kapolri Tito Karnavian di RS Bhanyangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019)

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, tiga anggota polisi korban serangan terduga teroris mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Mereka adalah Aiptu Agus Sumarsono, Aipda Heru Prasetyo dan Briptu Febian Lasadewa Kuncoro. Pangkat Agus menjadi Ipda, Heru menjadi Aiptu dan Febian menjadi Brigadir (Pol).

"Nomor satu (Ipda Agus Sumarsono) dan tiga (Brigpol Febian Lasadewa Kuncoro) adalah anggota Polri yang terluka dan nomor 2 (Aiptu Heru Prasetyo) dan tiga yang berhasil melumpuhkan," ujarnya.

Baca juga: Tiga Polisi Polsek Wonokromo Mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

4. Pengamanan kantor polisi diperketat 

Ilustrasi polisiKOMPAS.com/Achmad Faizal Ilustrasi polisi

Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan, penjagaan di seluruh kantor kepolisian sektor (Polsek) di Surabaya, Jawa Timur, diperketat.

Namun, Barung menjelaskan, pelayanan kepada masyarakat masih berlangsung normal.

"Mohon maaf kepada masyarakat jika ada pemeriksaan saat masuk ke kantor polisi. Ini untuk antisipasi pengembangan aksi teror susulan," katanya Minggu (18/8/2019).

Baca juga: Pengamanan Polsek di Surabaya Diperketat Pasca Penyerangan di Wonokromo

5. Aksi terduga teroris terekam CCTV

Ilustrasi Densus 88: Densus 88 mengepung teroris di sebuah rumah di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jabar, Rabu (8/5/2013).AFP PHOTO / USEP USMAN NASRULLAH / PIKIRAN RAKYAT Ilustrasi Densus 88: Densus 88 mengepung teroris di sebuah rumah di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jabar, Rabu (8/5/2013).

Aksi IM terekam kamera CCTV di Polsek Wonokromo, Surabaya. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menjelaskan, pelaku masuk ke ruangan yang digunakan untuk melapor.

"Ada orang tidak dikenal yang melapor ke Polsek. Dia melapor dan diterima dengan baik," katanya, Sabtu (17/8/2019) seperti dikutip dari TribunJatim.

Setelah memasuk ruangan, tiba-tiba pelaku mengeluarkan celurit dari dalam tas dan melompat menyerang Aiptu Agus yang saat itu sedang bertugas.

Aiptu Agus pun mengalami luka di di bagian tangan, pipi sebelah kanan, dan kepala sebelah belakang.

"Luka di bagian tangan, pipi sebelah kanan dan kepala sebelah belakang," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Sabtu (17/8/2019).

Baca juga: Penyerangan Polisi di Wonokromo, Kapolri Akan Tindak Tegas Siapa Pun yang Terlibat

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Devina Halim)/ Tribunnews (Daryono. Sinatria)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com