Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lansia yang Jadi Penyemangat di Panti Jompo hingga Mengagumi Sosok Risma

Kompas.com - 20/08/2019, 11:08 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Di balik kepeduliannya terhadap sesama lansia itu, Yuli ternyata mengagumi sosok Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dinilai punya kepedulian terhadap lansia.

Sosok Risma yang dikenal sebagai pekerja keras itu telah membentuk karakter Yuli menjadi seperti saat ini.

Meski hidup seorang diri dan tinggal di panti jompo, ia tetap memikirkan teman sesama lansia untuk tetap memiliki semangat.

"Saya merasa hidup itu seperti itu harus tegar. Kan (Ibu Risma) tidak pernah Beliau itu malas-malasan. Kayaknya waktunya itu untuk bekerja. Kita kalau bisa seperti itu lah, kita jangan sedikit-sedikit mengeluh. Kita harus membuat semuanya itu hidup gitu loh," kata Yuli.

Menurut Yuli, apabila hidup hanya diisi dengan bermalas-malasan, orang hanya akan sekadar hidup dan tidak bisa memaknai arti kehidupan.

Hobi baca tulis

Selain aktif membantu membimbing anak-anak PAUD dan menjadi kader Posyandu Lansia, aktivitas lain yang selalu dijalani Yuli adalah membaca buku.

Ia pun rutin mendatangi ruang Pojok Baca Griya Werdha yang disediakan pihak pengelola panti jompo tersebut.

Ruang baca itu juga sekaligus menjadi tempat kebaktian bagi penghuni lansia yang beragama Nasrani.

"Saya suka membaca, dengan membaca itu saya bisa tahu banyak hal," kata Yuli.

Yuli bahkan memiliki beberapa koleksi buku bacaan anak. Buku-buku tersebut akan ia kumpulkan dan akan dibawa untuk anak-anak PAUD.

Ia ingin anak-anak PAUD tersebut memiliki hobi membaca, dengan harapan bisa membentuk karakter anak-anak tersebut dengan baik.

"Biar mereka itu suka baca. Soalnya saya pernah ketemu orang yang serba bisa. Apa yang dia lakukan saat kecil hingga dewasa, ternyata banyak baca buku," tuturnya.

Yuli bercerita bahwa panti jompo tersebut pernah didatangi beberapa mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi ternama di Jawa Timur.

Ia pun sempat diwawancarai tentang kehidupannya di panti jompo tersebut.

Setelah melayani wawancara, ia merasa senang ketika mahasiswa tersebut memberinya buku bacaan.

Saat bertemu mahasiswa itu, Yuli juga diminta mahasiswa membacakan puisi. Dengan senang hati, ia pun membacakannya di hadapan mahasiswa itu.

Sampai akhirnya, Yuli membuat tulisan dan ia berikan kepada sejumlah mahasiswa tersebut.

Berikut catatan tulisan tangan Yuli untuk sejumlah mahasiswa itu:

Cucu-cucuku, masih terlintas wajah-wajah imut penuh dengan senyum. Kakek dan nenek hanya bisa mendoakan supaya kamu bisa menggapai cita-citamu.

Melangkah ke depan jadi dambaan orang tua.

Jadikan hidup itu untuk membuat bangga orangtua, untuk almamatermu.

Dekatlah dengan Tuhanmu, maka kamu akan mendapatkan yang ingin kamu dapatkan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com