Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lansia yang Jadi Penyemangat di Panti Jompo hingga Mengagumi Sosok Risma

Kompas.com - 20/08/2019, 11:08 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Lagu kebangsaan Indonesia Raya terdengar menggema di halaman Gedung Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Griya Werdha, salah satu panti jompo di kawasan Jambangan yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur.

Sore itu, Minggu (18/8/2019), ratusan orang yang sudah lanjut usia (lansia) dengan suara lantangnya turut menyanyikan lagu ciptaan Wage Rudolf Soepratman secara bersamaan.

Di panti itu, pengelola membuat bazar dengan aneka menu makanan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia.

Di balik kemeriahan itu, ada satu kisah menarik yang datang dari salah seorang lansia.

Meski usianya sudah renta, ia tanpa kenal lelah selalu berusaha memberdayakan dirinya sendiri dan sesama lansia di sana.

Kendati ada banyak anggapan bahwa panti jompo adalah tempat "pembuangan", ia menolak bersedih hati dengan hanya meratapi nasib hidupnya yang kelam.

Adalah Yuli Herowati (67), perempuan yang memiliki semangat tinggi dan selalu ingin produktif di usia senja.

Ia memaklumi bahwa masih banyak lansia lainnya yang sudah tidak memiliki semangat untuk hidup.

Menurut dia, dunia para lansia memang berbeda dengan orang-orang yang berusia jauh lebih muda.

"Tapi kita harus punya semangat, karena kehidupan mesti jalan terus. Dalam hatinya harus yakin, aku bisa, aku mampu. Kita hidup harus bersosialisasi, bukan malah menutup diri, banyak melamun. Itu justru membuat sakit itu meningkat," kata Yuli, mengawali perbincangan dengan Kompas.com.

Ia menyampaikan, orang seusianya memang cenderung merasa tidak punya teman dan ditinggalkan keluarga. Namun, tidak demikian dengan Yuli.

Ia lebih memilih mengisi kehidupan sehari-harinya untuk kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat.

Yuli pun bercerita bahwa dia senang bila ada beberapa komunitas yang datang memberikan pelatihan, seperti belajar merajut dan pelatihan lainnya.

Karena semangatnya itu, Yuli bahkan dipercaya menjadi kader untuk membantu para lansia di Posyandu Lansia hingga membimbing anak-anak Pendidikan Anak Sekolah Dini (PAUD), yang letaknya bersebelahan dengan UPTD Griya Werdha.

"Di posyandu saya membantu mbah-mbahnya (para lansia) nimbang. Membantu sesama teman-teman lansia. Kadang ada yang enggak bisa jalan. Kadang ada juga mbah yang tertutup, itu seharusnya tidak membuat kita terpuruk. Tapi karena Beliaunya sendiri yang merasa begitu, ya akhirnya beneran," ujar Yuli.

Kegiatan selama di PAUD dia isi dengan membantu para guru di sana, dengan membimbing anak-anak PAUD yang berjumlah 25 orang.

Bantuan yang ia berikan disesuaikan dengan kemampuannya.

Misalnya, membantu menempelkan gambar, mewarnai, hingga mendongengkan cerita.

Yuli pun merasa senang dan tidak lagi kesepian, meski hidup seorang diri.

"Aku di PAUD seminggu cuma tiga kali, Selasa, Kamis dan Jumat. Kita merasa ada sedikit hiburan, jadi katakanlah anak-anak itu cucu buat kita, dan mereka itu masih perlu pendekatan," kata Yuli.

Di PAUD tersebut, Yuli ditemani dua lansia lainnya. Yuli mengaku memang diminta oleh pihak panti untuk ikut membantu dan membimbing mereka.

"Bahwa kita atau mbah-mbah itu juga bisa memberikan sedikit pembelajaran," kata Yuli.

Cara pendekatan Yuli kepada anak-anak PAUD itu dilakukan memberikan apa pun yang disukai anak-anak.

Dengan begitu, anak-anak menjadi dekat dan tidak canggung dengan orang tua seperti dirinya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com