Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjemput Sehat di Posyandu Lansia...

Kompas.com - 19/08/2019, 18:22 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KEDIRI, KOMPAS.com - Lestari setiap bulannya biasa melakukan pengecekan kesehatannya secara rutin.

Baginya, itu adalah kemewahan karena betapa dia menyadari pentingnya arti kesehatan pada tubuhnya yang terus digerogoti usia.

Fasilitas kesehatan itu didapatnya dari Pusat Pelayanan Terpadu (Posyandu) khusus lanjut usia (lansia) yang ada di daerahnya, yakni Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur.

Pada posyandu yang kebetulan mempunyai nama yang sama dengannya, yakni Lestari itu, dia bisa mengakses fasilitas kesehatan dasar semisal cek tensi darah, hingga pengecekan kadar kolesterol.

"Posyandu itu sangat penting dan berarti bagi saya," ujar wanita usia 54 tahun itu, Sabtu (17/8/2019).

Baca juga: Cerita Pengasuh Pesantren Berupaya Kembangkan Kurma di Kediri

Ketua Posyandu Lestari, Dwi Maya Retnowangsri Eni, menuturkan, posyandu lansia yang dipimpinnya itu sudah berdiri sejak 2007 silam dan memang banyak sekali manfaatnya.

Secara rutin, para anggotanya melakukan pertemuan yang berisi berbagai macam agenda tiap Rabu pertama setiap bulannya.

"Anggota yang hadir bisa mencapai 40 orang tiap pertemuan," ujar wanita yang sudah cukup sepuh ini.

Eni, panggilan wanita itu, mengatakan, anggotanya memang tidak terlalu banyak karena hanya dalam lingkup 3 rukun tetangga saja. Satu kelurahan di Lirboyo menurutnya ada 3 Posyandu lansia.

Tiap pertemuan di Posyandu Lestari, selalu ada kegiatan yang berorientasi pada kesehatan, semisal senam.

Sedangkan pelayanan kesehatan meliputi timbang badan, cek tensi darah, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar perut, hingga pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan lanjutan itu dikhususkan bagi yang membutuhkan uji laboratorium berupa pengecekan gula darah, kadar kolesterol, serta asam urat.

"Jadi, ada petugas kesehatan yang dampingi tiap pertemuan," imbuh dia.

Bahkan, pertemuan itu tidak melulu tentang kesehatan, tetapi juga kerap sekali dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah wawasan dan keterampilan anggotanya, semisal pelatihan membuat kerajinan tangan.

Selain lansia, pada posyandunya juga menerima anggota pra lansia, yakni mereka yang berumur antara 45-59 tahun. Ibu Lestari adalah anggota posyandu kategori pra-lansia itu.

Posyandu lansia berprestasi

Nyonya Sutoyo (75) dan Kusyatminah (76) kader Posyandu Lansia Kelurahan Kampung Dalem Kota Kediri, Jawa Timur.KOMPAS.com/ M.AGUS FAUZUL HAKIM Nyonya Sutoyo (75) dan Kusyatminah (76) kader Posyandu Lansia Kelurahan Kampung Dalem Kota Kediri, Jawa Timur.

Posyandu Bina Keluarga Lansia Bahagia berada di Kelurahan Kampung Dalem Kota Kediri termasuk posyandu unggulan.

Banyak prestasi yang telah diraihnya, mulai dari tingkat daerah hingga provinsi.

Bahkan, posyandu ini saat ini tengah bersiap untuk menghadapi penilaian lomba posyandu lansia tingkat nasional pada awal September mendatang.

Ketua Posyandu Bina Keluarga Lansia Bahagia, Nyonya Sutoyo, mengatakan, lomba itu terkait ketertiban administrasi, keunggulan program, hingga kekompakan para kader atau pengurusnya.

Pada posyandu yang dipimpinnya itu ada 140 orang anggota. Cukup banyak anggota karena dalam satu kelurahan, hanya ada satu posyandu itu.

Para anggota itu juga cukup rajin mengikuti program-program yang ada.

Sebagaimana posyandu lansia lainnya, program utamanya adalah perihal kesehatan anggotanya. Oleh sebab itu, pelayanannya juga tentang pemeriksaan kesehatan dasar.

Hanya saja, dia juga menambahkan beberapa program lainnya selain program utamanya, yaitu mulai dari mengisinya dengan pengajian yang rutin tiap tanggal 20, hingga senam lansia yang ajek tiap dua kali seminggu.

Baca juga: Berawal dari Kulit Sensitif, Warga Kediri Ciptakan Sabun Kecantikan Berbahan Madu Murni

"Semuanya berlangsung di balai kelurahan," ujar nenek usia 75 tahun itu.

Bahkan, nenek dengan 15 cucu itu menambahkan, tidak melulu kesehatan.

Pada pertemuan juga kerap ada penyuluhan-penyuluhan maupun sosialisasi dari pihak kelurahan maupun para ahli di bidang tertentu.

"Pak lurah kadang minta masukan atau kritikan atas suatu kebijakan di kelurahan," ungkap dia.

Untuk membangun kekompakan dan bisa berkembang sedemikian rupa, memang bukan hal yang mudah. Hal yang paling berperan adalah semangat.

Kusyatminah (76), selaku sekretaris di posyandu yang sama, mengatakan, cikal bakal posyandu itu sudah ada sejak tahun 1996.

Kesadaran antar lansia yang menurutnya mampu terus memberi semangat untuk eksis.

Selain itu, kemampuan untuk saling menerima kekurangan dan saling melengkapi juga bagian tak terpisahkan.

"Perhatian antar sesama ini menjadi kekuatan," ucap dia.

Perhatian itu misalnya, jika ada anggota yang sakit, para kader akan langsung mendatangi rumah minimal untuk menjenguk dan memberikan semangat.

Bahkan, kalau ada yang berhalangan datang ke pertemuan, pengurus juga akan mencari tahu penyebabnya.

Ini juga yang membuat makna posyandu semakin meluas, yaitu membangun ikatan sosial yang di antaranya menelurkan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat mereka.

Cara posyandu beroperasi

Mengumpulkan banyak orang tentu akan membutuhkan anggaran.

Apalagi posyandu, ada yang dinamakan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi para lansia anggotanya.

Nyonya Eni mengaku, tidak menarik iuran dari anggota untuk operasional posyandu tersebut.

Biaya untuk PMT awalnya mandiri dengan diambilkan dari kas rukun tetangga, namun kini sudah diatasi oleh pemerintah.

"Lewat program Gardu Sehat yang bekerja sama dengan puskesmas," ungkap dia.

Begitu juga dengan posyandu lansia di Kelurahan Kampung Dalem, juga sebagian menggunakan anggaran pemerintah.

Baca juga: Patung Ganesha dan Struktur Candi dari Kerajaan Kediri Ditemukan di Pekarangan Rumah Warga

 

Sebagian kebutuhan anggaran lainnya diambil dari iuran sebesar Rp 2.000 dari anggota yang dibayar tiap pertemuan.

Bahkan, di posyandu ini, menurut Nyonya Sutoyo, pihak kelurahan cukup peduli terhadap mereka.

Kepedulian itu misalnya dengan memberikan seragam bagi para kader, hingga memberangkatkan para kader studi banding ke luar kota.

Sinergitas antar elemen itu, kata Nyonya Sutoyo, yang membuat posyandu di tempatnya selalu kompak dan bisa berkembang dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com