Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Heroik Bocah SD Panjat Tiang karena Tali Bendera Putus, Demi Merah Putih Berkibar

Kompas.com - 19/08/2019, 18:02 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Nama Sandi Lawerang, siswa kelas 6 SD Inpres 58 Ambon, kini menjadi buah biri warga di Kota Ambon.

Aksi heroiknya memanjat tiang demi menyelamatkan Bendera Merah Putih agar tetap berkibar saat pelaksanaan upacara HUT ke-74 RI di Lapangan Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon, pada Sabtu (17/8/2019), membuatnya kini bak seorang pahlawan cilik.

Ketika ditemui Kompas.com di sekolahnya, Sandi tampak malu-malu untuk menceritakan aksi heroiknya memanjat tiang bendera.

Namun, setelah diajak bercanda, dia akhirnya tertawa dan kemudian bersedia menceritakan kisahnya.

Sandi menuturkan, keputusannya untuk memanjat tiang guna menyelamatkan Bendera Merah Putih agar tetap berkibar dan upacara tetap berlanjut bermula saat bendera mulai dinaikkan dua anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) diiringi lagu Indonesia Raya.

Saat itu, secara tiba-tiba, Bendera Merah Putih langsung terjatuh ke tanah setelah tali yang ditarik dua anggota paskibra terputus dan tersangkut.

Baca juga: HUT ke-74 Jabar, Ini Harapan Ridwan Kamil

“Waktu itu beta (saya) pung (punya) hati ikut terpukul, dan langsung pergi naik tiang bendera,” kata Sandi, saat ditemui, Senin (19/8/2019).

Saat itu, Sandi sempat khawatir karena saat memanjat tiang untuk menyambung kembali tali yang putus dan tersangkut itu, kondisi cuaca sangat tidak bersahabat.

Saat itu kata dia angin sangat kencang ditambah dengan hujan yang mengguyur lokasi upacara.

Namun, karena ia tak tega melihat kejadian itu, ia tetap memberanikan diri memanjat tiang.

Tiang bendera goyang karena angin kencang, tapi karena saya sudah niat, saya tetap lakukan dan akhirnya berhasil,” ujar dia.

Setelah berhasil menyambung tali yang terputus, peserta upacara yang tetap berdiri dalam posisi sempurna kemudian memberi hormat saat bendera kembali dinaikkan.

Menurut Sandi, apa yang dilakukannya itu sebagai bentuk rasa cintanya kepada lambang negara Indonoesia dan juga kesetiaannya kepada NKRI.

Dia pun mengaku bahagia karena dapat memberikan yang terbaik sehingga upacara dapat kembali dilakukan.

“Saya sempat gemetar setelah melakukannya. Tapi jujur, saya tidak takut saat itu, saya bahagia karena telah menunjukkan rasa cinta saya kepada Negara,” sebut dia.

Menangis

Sandi Lawerang siswa kelas VI SD Inpres 58 Ambon berfose bersama guru-gurunya di ruang guru sekolah tersbeut, usai diwawancarai Kompas.com, Senin (19/8/2019)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Sandi Lawerang siswa kelas VI SD Inpres 58 Ambon berfose bersama guru-gurunya di ruang guru sekolah tersbeut, usai diwawancarai Kompas.com, Senin (19/8/2019)

Terjatuhnya Benderah Merah Putih ke tanah saat upacara HUT ke-74 RI di Lapangan Desa Laha seketika membuat tegang seluruh peserta upacara saat itu.

Suasana tegang semakin memuncak saat Sandi berusaha memanjat tiang bendera untuk menyambung tali yang terputus.

Wakil Kepala Sekolah SD Inpres 58, Merlyn Ferdinandus yang saat itu hadir di lapangan upacara mengaku tak hanya diliputi rasa ketegangan, sebagian besar peserta upacara saat itu bahkan menangis karena terharu menghadapi kondisi tersebut.

“Paskibra semua menangis, begitupun peserta banyak yang menangis saat itu. Dalam kondisi tegang itulah Sandi lalu berjalan menghadap tiang bendera untuk memanjatnya,” kata Merlyn, kepada Kompas.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com