Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Anak-anak Suku Terasing Mausu Ane di Maluku Rayakan HUT RI...

Kompas.com - 19/08/2019, 05:48 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Selain mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih untuk pertama kalinya saat HUT Kemerdekaan RI, warga Mausu Ane yang merupakan suku terasing di wilayah pedalaman Pulau Seram, Maluku, juga ikut memeriahkan Hari Kemerdekaan RI dengan mengikuti lomba lompat karung yang diselenggarakan Koramil Seram Utara.

Menariknya, anak-anak yang mengikuti lomba lompat karung di pedalaman hutan Pulau Seram itu ikut menggunakan helm baja milik TNI di kepalanya layaknya tentara cilik.

Meski tampak kedodoran namun, mereka tetap bahagia dan bergembira mengikuti perlombaan tersebut.

Acara perlombaan lompat karung itu dilakukan setelah warga setempat mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-74 di kawasan tersebut pada Sabtu (17/8/2019).

Baca juga: 74 Tahun Indonesia Merdeka, Suku Terasing di Maluku Ini Akhirnya Gelar Upacara

 

Upacara pengibaran bendera merah putih itu baru pertama kalinya diikuti oleh warga Mausu Ane.

“Kita juga menggelar acara lomba lari karung bagi anak-anak dan mereka sangat bergembira sekali,” kata Koramil 1505 Seram Utara Kapten La Ode Maruf kepada wartawan, Minggu (18/8/2019).

Menurut dia  anak-anak suku terasing itu begitu antusias dan mereka juga sangat menikmati kegiatan lomba yang diadakan tersebut.

”Pokoknya mereka snagat merasa terhibur dengan perlombaan lompat karung itu,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Berencana Relokasi Ratusan Warga Suku Terasing Mausu Ane

Dia menambahkan kegiatan upcara bendera saat HUT kemerdekaan yang dirangkaikan dengan perlombaan bagi anak-anak di wilayah itu sengaja dilakukan agar mereka lebih mengerti tentang Indonesia dan tradisi yang dilakukan saat hari kemerdekaan.

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga membagikan bendera merah putih kepada warga untuk dipasang di depan rumah-rumah mereka.

Selain  itu upacara yang dilakukan itu juga untuk menumbuhkan rasa cinta warga suku terasing itu kepada NKRI.

”Harapannya mereka juga bisa lebih mencintai NKRI, karena memang upacara yang mereka ikuti ini baru pertama kali dilakukan,” katanya.

Baca juga: Bantu Suku Terasing Mausu Ane, TNI Jalan Kaki Bawa Logistik 8 Jam

Suku terasing Mausu Ane

Setidaknya tiga orang, di antaranya dua balita, anggota komunitas adat terpencil Mausu Ane meninggal dunia akibat kekurangan makanan karena gagal panen. dok.BPBD Kabupaten Maluku Tengah Setidaknya tiga orang, di antaranya dua balita, anggota komunitas adat terpencil Mausu Ane meninggal dunia akibat kekurangan makanan karena gagal panen.

Warga suku Mausu Ane sebelumnya mendiami hutan belantara di Peguungan Morkele di Pulau Seram. Warga suku terasing ini belum mengetahui bahasa Indonesia maupun bahasa Ambon

Mereka sebelumnya mendiami hutan belantara di Pulau Seram dengan pola hidup berpindah-pindah atau nomaden. Mereka hanya bisa ditemui dengan perantaraa Raja Maeno. 

Sebagian dari mereka direlokasi oleh pemerintah kabupaten Maluku Tengah dan TNI setelah bencana kelaparan menimpa suku tersebut pada tahun 2018 lalu. 

Bencana kelaparan yang menyerang ratusan warga suku Mausu Ane tersebut terjadi setelah hasil perkebunan warga diserang hama.

Akibat kejadian itu tiga orang warga dilaporkan meninggal dunia.

Baca juga: Tiga Warga Suku Terasing Meninggal karena Busung Lapar, 2 Balita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com