KOMPAS.com - Upacara peringatan Hari Ulang Tahun RI ke-47 dirayakan serentak pada Sabtu (17/8/2019).
Di beberapa daerah, acara digelar untuk meramaikan 17 Agustus.
Ada puluhan penjaga dan hewan-hewan penghuni Taman Safari Batang Dolphin Center di Kabupaten Batang yang mengikuti upacara.
Sedangkan di Kabupaten Boalemo, seorang siswa SMP melakukan aksi heroik dengan memanjat tiang bendera karena melihat pengait tali di ujung tiang bendera terlepas.
Berikut 9 cerita 17 Agustus dari beberapa wilayah di Indonesia:
Sebelumnya, polisi membentangkan bendera merah putih sepanjang 60 meter sekitar lima menit di ruas Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Di belakang bendera raksasa itu, dipasang foto para pahlawan, antara lain Ir Soekarno, Bung Tomo, Jenderal Sudirman dan Pangeran Diponogoro.
Ratusan kendaraan berhenti sejenak. Pengendaranya mengikuti mengheningkan cipta dengan khidmat.
Baca juga: Pengendara Mengheningkan Cipta di Pantura Ruas Probolinggo
Hewan-hewan yang ikut serta dalam upacara ini adalah unta, gajah, kuda, ular, berbagai jenis burung, hingga anjing.
Dari pantauan Kompas.com, para penjaga harus mengkondisikan unta dan gajah agar tetap tenang dan nyaman.
"Untuk menenangkan kalau gajah sambil diberi makan, hewan lain cukup bersama keeper-nya," kata Danang, salah satu keeper.
Sementara itu, upacara bendera sendiri berlangsung selama 25 menit dari mulai persiapan sampai pengibaran bendera usai.
Manager Operasional Taman Safari BDC Octavianus Danu Bagus Wijaya menjelaskan, upacara digelar dalam rangka menumbuhkan semangat nasionalisme cinta tanah air.
"Kami kumpulkan semua karyawan termasuk para keeper mengikuti upacara bendera agar cinta tanah air muncul dan menunjukkan ke masyarakat hewan bisa nyaman," jelas Danu.
Baca juga: Unik, Gajah hingga Unta Hewan Penghuni Taman Safari Ikut Upacara 17 Agustus
Upacara diikuti oleh Tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dari Manggala Agni Daops Siak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau dan tim pemadam serta sekuriti dari Perusahaan swasta PT Sinarmas.
Di tengah upacara berlangsung, api sedang berkobar membakar semak belukar di hutan dan lahan yang sebagian kebun sawit.
Jarak titik api dari lokasi upacara sekitar 200 meter.
Sesekali kabut asap dibawa angin mengarah kepada peserta upacara. Meski demikian, peserta upacara tampak berdiri tegap di atas tanah gambut yang sudah menjadi arang.
Baca juga: Upacara 17 Agustus di Lokasi Kebakaran Hutan, Dibayangi Api, Tanpa Prosesi Pengibaran Bendera
"Saat pengibaran bendera, pasukan pengibar bersiap untuk menarik bendera, namun tiba-tiba pengait terlepas, dan secara spontan ia berlari, mencopot sepatu dan memanjat tiang bendera untuk mengambil pengait yang lepas di ujung tiang," kata Camat Dulupi, Herman Laima seperti dikutip Antara.
Saat Rizky menaiki tiang bendera setinggal 10 meter tersebut, pasukan pengibar bendera masih tetap berada di tempat mereka masing-masing.
Setelah berhasil membetulkan pengait, Rizky turun dan upacara dilanjutkan kembali.
Baca juga: Pengait Tali Lepas, Siswa SMP Panjat Tiang Bendera Saat Upacara HUT RI
Salah satu petugas pengibar bendera, Iswanto mengatakan, dirinya bangga sudah 7 kali menjadi petugas pengibar bendera.
Ia punya trik khusus untuk menembus ombak tinggi, yakni menyelami gelombang, sehingga dengan mudah melewatinya.
"Bangga karena sudah 7 kali saya menjadi petugas pengibar bendera di sini," ucap Iswanto, Sabtu.
Iswanto dan kedua rekannya yakni Sakim dan Surono berenang ke tengah laut. Mereka diikuti puluhan orang yang juga berenang. Di tengah sudah ada sebuah tuang bendera dan sejumlah kapal.
Saat pengibaran, para peserta di tengah laut, menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah selesai mereka meneriakkan "merdeka".
Baca juga: Cerita Iswanto, Tembus Ombak, dan Kibarkan Merah Putih di Tengah Laut
"Beberapa perjalanan kereta api para penumpang dan kru kereta api dipimpin kondektur dan polsuska menyanyikan lagu Indonesia Raya mulai dari rangkaian kereta pertama sampai kereta terakhir," ujar Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Ixfan Hendriwintoko, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.
Menjelang detik-detik proklamasi, petuga KA melalui pengeras suara menyampaikan ajakan untuk bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
"Para penumpang dan kru kereta api serentak berdiri bersama semangat menyanyikan lagu Indonesia Raya hingga membawa suasana haru," jelas Ixfan.
Baca juga: Suasana Haru Saat Penumpang di Dalam Kereta Bernyanyi Indonesia Raya di HUT RI ke-74...
Mereka membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 74 meter menggunakan perahu dan sepeda laut .
Formasi upacara di tengah laut menyerupai upacara di daratan.
Upacara tersebut baru pertama kali digelar oleh nelayan dan menyita perhatian warga di sepanjang pesisir pantai.
Meski tidak terlibat secara langsung, banyak warga menyaksikan momentum bersejarah ini dengan leluasa dari pantai di sekitar rumah mereka sampai upacara selesai.
Baca juga: HUT RI, Bendera Merah Putih 74 Meter Dibentangkan Nelayan di Atas Laut
Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Kapolsek Tanjungpinang Kota, AKP Reza Anugrah.
Ia mengatakan, upacara dilaksanakan di atas air laut merupakan inisiatif masyarakat Kampung Melayu RW 007, di mana mayoritas bekerja sebagai nelayan tangkap tradisional.
Meski dilaksanakan secara sederhana, lanjut Reza, namun masyarakat setempat antusias melaksanakan upacara tersebut, sehingga kegiatan ini berjalan lancar dan penuh khidmat.
Selain itu, perayaan HUT RI di atas laut ini juga bertujuan untuk mengenang jasa dan perjuangan para pahlawan Kemerdekaan RI.
"Meningkatkan nasionalisme, melatih disiplin dan menguatkan persatuan dan kesatuan NKRI," kata Reza, usai menggelar upacara.
Baca juga: Di Atas Laut, Nelayan Kampung Melayu Gelar Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-74
Yang menarik, lomba tidak hanya diikuti penduduk lokal, namun sejumlah warga negara asing (WNA) juga turut serta. Mereka adalah bule asal Belgia yang sedang berlibur di Indonesia.
Para bule yang masih remaja tersebut sangat antusias mengikuti lomba. Tanpa canggung mereka berbaur dengan penduduk lokal, berebut menangkap lele diiringi canda tawa.
Lyne (24), salah seorang turis asal Belgia yang mengikuti lomba tersebut mengaku awalnya merasa aneh.
Namun, lomba tersebut dinilai sangat mengesankan, karena tidak pernah ditemukan di negaranya.
"Terasa aneh memang, tapi asyik, dan sedikit kotor. Kami tidak ada acara seperti ini di Belgia dan ini unik," kata Lyne, di sela perlombaan.
Lyne mengatakan, sedang berlibur bersama sembilan rekan senegaranya sejak beberapa waktu lalu.
Baca juga: Aksi Bule Belgia Ketika Ikut Lomba 17 Agustus Menangkap Lele di Kubangan Lumpur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.