Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Pemdaprov Jabar Didorong Kelola Hutan untuk Pariwisata

Kompas.com - 17/08/2019, 17:35 WIB
Mico Desrianto,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Melihat adanya potensi bisnis wisata berbasis hutan, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) didorong untuk mengelola hutannya untuk pariwisata.

Hal tersebut dikatakan Kepala Departemen Perencana Pengembangan Bisnis Perum Perhutani Divre Jabar dan Banten, Cucu Suparman, saat menjadi pembicara kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri), di Halaman Belakang Gedung Sate, Bandung, Jumat (16/8/19).

Menurutnya, dengan hutan Jabar seluas 816.603 hektar (ha) merupakan keuntungan tersendiri bagi Pemdaprov Jabar.

"Jika potensi itu berhasil dikelola, roda ekonomi masyarakat di sekitar akan berputar cepat," ucap dia sesuai rilis yang Kompas.com terima, Sabtu (17/8/2019).

Baca juga: Program P4GN, Kiat Pemdaprov Jabar Tekan Pengguna Narkoba

Perlu diketahui, imbauan Cucu tersebut sesuai dengan Perda 5 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan Hidup yang diterbitkan Pemdaprov Jabar.

Menilik isi nya, Pemdaprov Jabar mengambil peran sebagai instrumen pengembangan ekonomi lingkungan hidup, termasuk bisnis perhutanan.

Supaya potensinya makin tinggi, lanjut Cucu, dirinya mengatakan perlu pengamanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dan sejumlah terobosan.

"Kami lakukan pemantapan kawasan, serta kolaborasi dengan masyarakat," katanya.

Baca juga: Kerja Sama dengan UMMA, Pemdaprov Jabar Rancang Program Kerja Keumatan

Lebih jauh Cucu menjelaskan, 15 persen pendapatan Perum Perhutani berasal dari wisata hutan. Menurutnya, hal tersebut tak lepas dari faktor panaroma alam indah yang disediakan hutan.

"Kawah putih, Ciwidey, Galunggung, Cilember, dan Cikole, punya potensi luar biasa apabila dikembangkan," jelas Cucu.

Tak hanya faktor pariwisata, Cucu turut menyatakan, pihaknya tengah mengeksplorasi peluang bisnis lainnya, antara lain sumber energi terbarukan yaitu energi kimia Biomassa yang berasal dari organisme.

"Biomassa berasal dari jenis tanaman Kaliandra dan Gamal, lalu kami olah menjadi produk bernama Wood Pellet," papar Cucu.

Baca juga: Tahu Bulat Digoreng Dadakan, Pantun Andalan Ridwan Kamil di Upacara HUT RI

Sekadar informasi, Wood Pellet merupakan bahan bakar pengganti batu bara yang digunakan untuk sejumlah peralatan rumah tangga, seperti penghangat ruangan, kompor, dan pengeringan pakaian.

Wood Pellet sendiri merupakan sumber energi alternatif ramah lingkungan, dengan kadar co2 yang rendah membuat hasil pembakaran jadi sempurna.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jabar, Budi Mulia mengatakan ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan hutan.

"Yaitu ekologi, sosial budaya, dan ekonomi. Ketiganya harus seimbang," katanya.

Di sisi lain, Peneliti Kehutanan dari Universitas Winaya Mukti (UNWIM), Yudi Rismajadi, mengatakan selain punya hutan yang luas, Jabar juga memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) yang besar.

"Belum lagi waduk yang menjadi penyangga kebutuhan air," papar Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com