Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Agustus: Di 9 Tempat Ini, Soekarno Pernah Catatkan Sejarah...

Kompas.com - 17/08/2019, 09:31 WIB
Rachmawati

Penulis

Kamar yang berada di lantai 7 tersebut pernah ditempati para kepala negara yaitu Soekarno, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, sampai Joko Widodo

“Ini kamar yang pernah ditempati Bung Karno. Kondisinya masih mirip, hanya saja kamar ini sudah direnovasi karena hotel ini pernah terbakar pada 1993. Setelah direnovasi, Ibu Megawati, Bapak Soesilo Bambang Yudhoyono juga pernah menginap di sini. Kemudian Bapak Joko Widodo juga pernah singgah di kamar ini pada tahun 2017,” tutur salah satu petugas hotel kepada KompasTravel saat berkunjung ke Hotel Grand Inna Bali Beach beberapa waktu lalu.

Baca juga: “Kamar Suci Bung Karno” di Hotel Tempat Berlangsungnya Kongres V PDI-P

 

8. Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta

Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta berada di deretan kawasan Malioboro.

Ibu Fatmawati yang merupakan istri dari Presiden Soekarno yang saat itu sedang hamil tua, melahirkan Megawati Soekarnoputri pada Januari 1947 di Gedung Agung Yogyakarta.

Pada 4 Januari 1946, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta beserta keluarganya dijemput diam-diam dari Jakarta dan dibawa ke Yogyakarta.

Selanjutnya pada tanggal 6 Januari 1946, Yogyakarta resmi menjadi Ibu Kota baru Republik Indonesia dan Gedung Agung menjadi Istana Kepresidenan.

Istana Kepresidenan Yogyakarta berdiri di atas tanah seluas 4,2 hektar.

Tempat ini berhadapan dengan bekas benteng VOC Fort Vredenburg di tepi jalan Jendral Ahmad Yani.

Saat masuk ke pintu gerbang utama, akan terlihat patung raksasa penjaga pintu “Dwarapala” setinggi 2 meter yang berasal dari sebuah biara Candi Kalasan.

Terdapat juga Tugu Dagoba (tugu lilin) setinggi 3,5 meter yang terbuat dari batu andesit.

Pada masa pemerintahan Belanda, Gedung Agung semula merupakan kediaman resmi residen Belanda ke-18 bernama Anthonie Hendriks Smissaert di Yogyakarta (1823-1825).

Pada 1867 saat terjadi gempa bumi, gedung tersebut sempat ambruk, dan dibangun kembali pada 1869.

Pada masa pendudukan Jepang, Gedung Agung menjadi kediaman resmi Koochi Zimmukyoku Tyookan, penguasa tertinggi Jepang di Yogyakarta.

Ketika Karesidenan Yogyakarta ditingkatkan status administrasinya menjadi provinsi sejak tahun 1927, gedung itu kemudian berubah julukan menjadi Gubernuran atau Loji Gubernur.

Baca juga: 5 Fakta Tentang Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta

 

9. Jejak cinta Bung Karno di Bangka Barat

Ruang kerja Bung Hatta di Pesanggrahan Wisma Menumbing, Muntok, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (29/8/2017).KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Ruang kerja Bung Hatta di Pesanggrahan Wisma Menumbing, Muntok, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (29/8/2017).
Salah satu peninggalan bersejarah yang erat kaitannya dengan sejarah nasional bangsa Indonesia, ada di daerah Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Peninggalan sejarah tersebut, bernama Pesanggerahan Menumbing yang berada di puncak gugusan perbukitan Menumbing.

Pesanggerahan Menumbing dulunya digunakan sebagai lokasi pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta. Tokoh nasional lainnya yang juga sempat diasingkan di wilayah Muntok yakni Agus Salim, Mohammad Roem dan Ali Satroamijoyo.

Salah satu yang menarik dari peninggalan itu adalah, surat cinta Bung Karno pada istrinya Fatmawati.

Surat ini melampirkan gambar foto Bung Karno, sehari setelah diasingkan di Muntok. Ini isi suratnya :

‘Fat, ini adalah gambar mas pada waktu sehari di Muntok. Kurus ataukah gemuk?. Mas. Soekarno.

Pengelola Istana Menumbing, Tejo, mengungkapkan, Bung Karno hanya berada selama 6 bulan saja di pengasingan Pesanggerahan Menumbing.

Kolonial Belanda kemudian memindahkan Bung Karno karena alasan keamanan dan kondisi lingkungan yang dinilai kurang baik bagi kesehatan.

Sebelumnya Belanda, sempat dikecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena memperlakukan tahanan politik secara tidak baik.

Istana menumbing dibangun pertama kali oleh pemerintah Belanda sebagai lokasi peristirahatan kepala administrasi pertimahan Muntok.

Saat agresi militer Belanda berhasil merebut kota Yogyakarta, para pemimpin bangsa yang ditangkap kemudian diasingkan ke Muntok Bangka Barat ini.

Baca juga: Mengintip Jejak Cinta Bung Karno di Pesanggerahan Menumbing

SUMBER: KOMPAS.com (Wahyu Adityo Prodjo, Nur Rohmi Aida, Moh. Syafií, M Agus Fauzul Hakim, Labib Zamani, Sri Anindiati Nursastri, Heru Dahnur)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com