Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Punahnya Komodo di Pulau Padar, Perburuan Liar hingga Pembakaran Lahan

Kompas.com - 16/08/2019, 18:38 WIB
Rachmawati

Editor

Kedatangan wisatawan yang datang ke taman nasional tak memberi perlindungan yang baik dan secara tidak langsung mengganggu habitat komodo.

Ditutupnya Pulau Komodo diharapkan akan mengurangi perburuan liar dan meningkatkan populasi rusa yang menjaid makanan utama komodo.

Baca juga: Dijual Lewat Facebook, Komodo Diselundupkan ke Amerika hingga China

Pemerintah bisa meningkatkan populasi komodo dengan memperbaiki habitatnya dan menjamin makanan, agar tidak ada komodo yang memangsa komodo sehingga populasinya tetap terjaga.

Satwa komodo di Pulau Komodo tidak boleh mengalami kepunahan seperti yang terjadi di Pulau Padar beberaap tahun lalu.

"Komodo di Pulau Padar sudah punah total, ini menjadi salah satu alasan mendasar mengapa Pemerintah Provinsi NTT ingin Pulau Komodo direvitalisasi agar nasib komodo di pulau itu tidak sama dengan di Pulau Padar,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Wayan Darmawa.

Pihaknya mencatat populasi komodo di TNK pada 2014 sebanyak 3.093 ekor, namun menurun menjadi 3.012 ekor pada 2015.

Baca juga: 6 Komodo yang Dilepasliarkan di Pulau Ontoloe NTT Berjenis Betina

Penurunan drastis terjadi pada tahun 2016 menjadi 2.430 ekor. Sedangkan pada 2017 populasi komodo sedikit bertambah menjadi 2.884 ekor dan pada 2019 menjadi 2.897 ekor.

Ia menambahkan ada sejumlah strategi yang telah dipersiapkan pemerintah provinsi di antaranya, pemulihan habitat komodo, seperti mengembalikan nalurinya sebagai binatang liar, peningkatan ekosistem komodo, dan peningkatan rantai pasokan makanan.

Selain itu, diperlukan penataan pengelolaan TNK melalui satu pintu serja menjalin kemitraan pengelolaan antara pemerintah pusat dan daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau di dalam kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com