KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Ajang Semargres 2019 Catatkan Hasil Positif

Kompas.com - 16/08/2019, 14:18 WIB
Anissa DW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berterima kasih dan mengapresiasi komitmen bergerak bersama dari para pengusaha di Kota Semarang. Pasalnya, karena komitmen itu acara tahunan obral diskon Kota Semarang, Semargres 2019, meriah hasil positif.

"Kami berterima kasih dan mengapresiasi komitmen bergerak bersama dari kawan-kawan pengusaha yang telah serius mensukseskan Semargres ini untuk semakin mengenalkan Kota Semarang dan menarik banyak wisatawan untuk berwisata serta bertransaksi di kota kita," ujarnya.

Tercatat, selama Semargres 2019 terjadi peningkatan transaksi hingga mencapai Rp 128 miliar. Angka ini meningkat sebanyak Rp 28 miliar dari tahun sebelumnya.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (16/8/2019), peningkatan serupa juga terjadi pada jumlah peserta Semargres tahun 2019, yakni mencapai 1.770 tenant.

Baca juga: Peringati HUT RI ke-74, Pemkot Semarang Adakan Khataman Quran

Untuk diketahui, ajang tahunan Semargres mulai dilaksanakan pada 2011. Saat itu Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bergerak aktif menggandeng pihak swasta untuk turut serta. Namun, selama 4 tahun terakhir peran pengusaha serta pihak swasta untuk mengembangakn Smargres lebih mendominasi.

Menariknya, di Semargres 2019 transaksi dilakukan secara cashless dan paperless, dengan memanfaatkan aplikasi smartphone serta e-kupon. Hal ini sejalan dengan semangat pengelolaan sampah yang sedang gencar disuarakan Wali Kota Semarang.

Melalui Peraturan Wali Kota No. 27 Tahun 2019 Pengendalian Penggunaan Plastik, pria yang akrab disapa Hendi ini melarang sejumlah pelaku usaha menggunakan plastik.

Dia mengimbau hotel, restoran, toko modern untuk tidak menggunakan plastik, seperti stirofoam, sedotan plastik, kantong plastik, dan menggantinya dengan bahan alternatif yang ramah lingkungan.

Baca juga: HUT RI ke-74, Pemkot Semarang Gelar Sejumlah Kegiatan Menarik

"Menurut catatan, Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China. Karenanya, masalah plastik ini menjadi sangat urgent dan harus kita sikapi secara serius bersama-sama," tegas Hendi.

Menurut dia, berbeda dengan sampah lain, plastik membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun untuk terurai secara alami. Oleh karena itu, Hendi menginisiasi dan menggalakkan berbagai sumber alternatif pengganti plastik.

Upaya mengurangi plastik

Contohnya, pembagian daging hewan kurban pada Iduladha, Minggu (11/8/2019) lalu. Hendi menginstruksikan penggunaan daun jati dan besek sebagai alternatif pengganti plastik.

Tak hanya itu, pihaknya juga merancang sejumlah ide dan inovasi lain, seperti tukar plastik dengan kopi, tumbler, makan gratis, hingga transportasi publik gratis.

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Pembagian Kurban di Semarang Gunakan Besek

Sejumlah bank sampah pun telah melakukan pengolahan sampah menjadi tas dan berbagai kerajinan tangan lain. Bahkan ada yang menerapkan sistem tukar sampah menjadi uang tabungan.

Pemkot Semarang secara serius telah menyiapkan proses lelang Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Nantinya, program ini akan mengolah habis sampah-sampah di TPA Jatibarang menjadi energi listrik.

Caranya, dengan mengolah berbagai sampah baik organik maupun anorganik menggunakan mesin untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik.

Ditargetkan proyek akan selesai dalam 2 tahun mendatang, sehingga Kota Semarang dapat berkontribusi langsung dalam penanganan sampah.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com