Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Buka Impor Daging Ayam, Peternak Resah

Kompas.com - 16/08/2019, 13:12 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Indonesia melonggarkan ketentuan impor daging ayam dari Brazil seiring dengan kekalahan Indonesia dalam gugatan Brazil ke WTO pada 2017.

Dengan kekalahan ini, daging ayam Brazil bisa masuk ke Indonesia dan ini diperkirakan akan berpengaruh pada peternak ayam lokal. Terutama para peternak rakyat (kecil) dan mandiri.  

“Para peternak kini sedang kebingungan,” ujar perwakilan komunitas Andalan Nusantara Tangguh (ANT), Abbi Angkasa Perdana Darmaputra kepada Kompas.com, Jumat (16/8/2019).

Abbi mengatakan, ANT bermitra dengan kumpulan peternak rakyat. Sedikitnya, 100 peternak ayam yang bermitra dengannya dan mengaku resah serta kesulitan.

Baca juga: Indonesia Tidak Akan Impor Daging Ayam dari Brasil

Sebab sejak September 2018, penjualan ayam kurang bagus. Bahkan pada Juni 2019, harga di tingkat peternak menyentuh level Rp 10.000/kg.

Akibatnya, peternak mengutang sana-sini untuk membeli pakan guna menutup biaya produksi yang lebih besar dibanding harga jual. Bahkan ada juga peternak yang gulung tikar.

Baru Juli 2019, harga ayam membaik di angka Rp 18.000 per kg dan membuat peternak lega. Namun tak berselang lama, harga turun lagi di angka Rp 15.000 per kg.

“Istilahnya sudah jatuh tertimpa tangga. Setelah belum lama harga hancur sekarang peternak dibingungkan dengan ayam impor. Mana utang bekas pakan yang lalu saja belum lunas,” tuturnya.

Baca juga: Harga Ayam Kini Rp 19.000 Per Ekor, Peternak Bisa Bernafas Lega

Peternak resah

Perwakilan komunitas Andalan Nusantara Tangguh (ANT), Abbi Angkasa Perdana Darmaputra.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Perwakilan komunitas Andalan Nusantara Tangguh (ANT), Abbi Angkasa Perdana Darmaputra.
Abbi mengungkapkan, peternak resah dengan ancaman daging impor dari Brazil karena harga mereka lebih rendah.

Saat HPP ayam lokal Rp 18.000-20.000 per kg, harga yang diterima konsumen sekitar Rp 35.000 per kg.

Sedangkan HPP ayam impor Brazil hanya 1 dolar AS dan harga di tingkat konsumen sekitar Rp 28.000 per kg.

Rendahnya harga daging ayam Brazil disebabkan banyak hal. Mulai dari produksi besar-besaran yang mencapai 500.000 ayam per kandang, harga pakan yang rendah, bibit yang mudah, hingga dukungan besar dari pemerintahannya.

“Kalau di Indonesia harga pakan saja masih tinggi. Padahal biaya pakan itu 65-70 persen dari biaya produksi,” ucapnya.

Baca juga: Jeritan Peternak Saat Harga Ayam Anjlok Rp 5.000 Per Kg: Pilih Bertahan atau Kosongkan Kandang

Rencana masuknya impor daging ayam memang tidak elok. Sebab produksi ayam di Indonesia selama tiga tahun berturut-tutur sedang over supply.

“Konsumsi ayam di Indonesia 60 juta ekor ayam per minggu dan stok kita berlimpah,” ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa membantu berbagai kemudahan. Misalnya menekan harga pakan dan mendukung berbagai inovasi yang dilakukan peternak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com